Surabaya, (Antara Jatim) - Komisaris Utama PT Pupuk Indonesia Bungaran Saragih mendorong agar dana riset dalam holding perusahaan tersebut diperbesar dari 2 persen menjadi 5 persen, tujuannya membantu perusahaan maju sekaligus menguasai pasar pupuk dunia.

"Ke depan, Pupuk Indonesia harus menjadi industri pupuk berbasis penelitian, dan hasilnya kemudian dikomersilkan perusahaan untuk mendorong pendapatan," ucap Bungaran, saat ditemui dalam kegiatan pameran "Petrokimia Agrifood Expo ke-14 di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jumat.

Ia mengatakan, holding swasta dana risetnya bisa mencapai 5 persen lebih dari belanja perusahaan, namun kondisi ini berbeda dengan PT Pupuk Indonesia (persero).

"Oleh karena itu, saya dorong ke depan agar dana riset yang ada harus meningkat, tujuannya agar Pupuk Indonesia bukan hanya mampu memproduksi, namun bisa menemukan produk baru untuk menyokong produktivitas perusahaan," katanya.

Bungaran mengatakan setelah dana riset mencapai 5 persen, holding Pupuk Indonesia perlu memisahkan bagian produksi dan bagian riset, sebab saat ini kedua bagian itu masih menjadi satu dan belum ada pemisahan.

"Harus berdiri sendiri, tujuannya agar mampu menemukan produk baru secara berkelanjutan dengan menggandeng para pakar, perguruan tinggi, di dalam dan luar negeri,” katanya.

Direktur Teknik dan Pengembangan Petrokimia Gresik Arif Fauzan mengatakan dalam melakukan riset memerlukan waktu yang panjang, sehingga diakuinya membutuhkan anggaran besar 

Dicontohkan riset terkait produk HIPA 18 yang sudah dimulai sejak tahun 2011, dan baru bisa diluncurkan hari ini, sebab ada sejumlah tahapan yang harus dilalui, dan membutuhkan waktu lama.

"Demikian riset lainnya, butuh waktu. Baru setelah yakin izinnya diurus dan mulai dipasarkan setelah yakin pula bahwa pasarnya sudah ada," katanya

Ia mengaku, setiap tahun Petrokimia Gresik menargetkan mampu menghasilkan 1 sampai 2 hasil pengembangan inovasi.

"Kami berharap, dengan rencana pengembangan riset, ke depan Petrokimia menjadi perusahaan besar yang mampu bersaing dan menjadi pioner di era globalisasi, karena industri pupuk yang akan datang harus menekankan pada riset dan bisnis," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016