Surabaya (Antara Jatim) - Komunitas Peduli Surabaya Rek Ayo Rek (RAR)menyatakan urbanisasi merupakan sebuah keniscayaan di tengah kemajuan kota sehingga harus disertai dengan kemampuan berkarya di kota yang dituju.

"Hal ini menjadi penting bagi sebuah kota tujuan untuk mensyaratkan kualifikasi tenaga kerja yang boleh masuk, sehingga kualifikasi tenaga kerja dan pekerjaan yang ada benar-benar mendorong perkembangan kota dan kesejahteraan warganya," kata Sekretaris RAR Isa Ansori kepada Antara di Surabaya, Senin.

Pernyataan Isa tersebut menanggapi komentar Wakil Presiden RI Jusuf Kalla tentang urbanisasi saat memberikan sambutan di acara pembukaan The Third Sesion of The Preparatory Committee of the Habitat III Conference yang diselenggaraan di Kota Surabaya, Senin.

Jusuf Kalla menyatakan sudah saatnya mengubah stigma negatif bahwa urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota menjadi positif di masa depan.

Menurut dia, urbanisasi juga akan mendorong mobilitas pembangunan, karena setiap orang yang datang selalu membutuhkan layanan, seperti layanan kesehatan dan pendidikan.

Kota seperti Surabaya, lanjut dia, sebagai kota metropolis jelas akan menjadi tujuan urbanisasi. Tentu saja kebutuhan layanan publik menjadi satu hal penting bagi warganya dan para pendatang.

"Suka atau tidak suka, Surabaya akan berbenah dalam bidang layanan dan penyediaan fasilitasnya," kata Isa yang juga motivator pendidikan ini.

Keterbukaan akan sebuah masukan bagi nyamannya sebuah kota di tengah arus urbanisasi adalah sebuah keharusan. Sehingga kontrol kualifikasi arus urban akan menjadi berkah bagi Surabaya.

Ketua Komunitas RAR Herman Rivai mengatakan selain itu kemampuan pemerintah kota dalam melindungi warganya, kontrol kualifikasi diharapkan menjadi salah satu bentuk perlindungan terhadap warganya.

"Jangan sampai warga kotanya terabaikan dan warga pendatang lebih sejahtera, kalau ini yang terjadi, urbaniisasi akan jadi masalah," katanya.(*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016