Surabaya, (Antara Jatim) - Mudik telah dilaksanakan sebagian masyarakat meski masih ada yang sedang melaksanakan hingga malam ini, karena sesuai prediksi akan terjadi hingga Senin (18/7), sebab bersamaan dengan berakhirnya musim liburan siswa.

Berdasarkan catatan Kementerian Perhubungan, pelaksanaan mudik tahun 2016 lebih baik dari segi transportasi serta pelayanan di berbagai moda daripada tahun 2015, meski ada sejumlah tragedi yang mengiringi pelaksanaannya, seperti kemacetan parah yang terjadi Tol Pejagan-Brebes, Jawa Tengah.  

Dalam kemacetan itu beberapa pengendara meninggal dunia, dan dalam keterangannya Menteri Perhubungan Ignasius Jonan membantah jika meninggalnya pengendara itu karena kemacetan yang terjadi di wilayah setempat.

"Kalau ada yang mengutip, ada yang meninggal karena macet, kok saya baru tahu itu seumur hidup saya. Begini, kalau tidak mengidap penyakit sebelumnya, saya kira tidak akan meninggal. Masa iya kemacetan bisa menimbulkan orang meninggal, kan tidak mungkin," kata Jonan saat menghadiri silaturahim Idul Fitri 1437 Hijriah di Istana Wakil Presiden, Jakarta.

Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan telah menyarankan masyarakat yang menghadapi arus balik untuk melintasi jalur Pantura, tol Brebes Timur dan Cipali daripada melewati jalur selatan, untuk menghindari kemacetan parah.

Sementara itu, dari segi moda transportasi umum terjadi fenomena menarik dibanding mudik tahun 2015, yakni adanya peningkatan pemudik pada angkutan udara atau pesawat terbang di arus mudik Lebaran 2016.

Jonan yang ditemui saat meninjau arus balik di Terminal Gapura Surya, Tanjung Perak Surabaya beberapa waktu lalu mengatakan, peningkatan mudik menggunakan pesawat ini adalah hal yang bagus, karena membuktikan pendapatan atau ekonomi masyarakat sudah lebih meningkat.

"Ini menurut saya bagus. Artinya pendapatan masyarakat sudah lebih meningkat, buktinya kapal menurun," kata Jonan di Surabaya.

Catatan angkutan Lebaran Kemenhub 2016 menyebutkan peningkatan signifikan memang terjadi pada angkutan udara dengan jumlah pemudik mencapai 5,6 juta sampai 5,8 juta orang, atau naik hampir 10 persen dibanding tahun 2015, dan memberikan kontribusi terbesar dalam hal jumlah armada.

Sebaliknya, peminat transportasi kapal laut dan bus menurun dan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) mencatatkan adanya penurunan jumlah penumpang sebesar 14,8 persen. 

"Kalau secara umum pemudik yang menggunakan kapal penyeberangan berkisar antara 3,5 juta sampai 3,6 juta, atau naik 5 sampai 6 persen dibanding tahun lalu," ujar Jonan.

Kenaikan pengguna kapal, kata Jonan, tidak terlalu signifikan sehingga tidak perlu memperbesar kapasitas angkutan kapal, sebab secara ideal tidak melebihi kapasitas normal yang ditentukan. 

Sementara, untuk jumlah penumpang angkutan darat khususnya bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) hanya mencapai 4,3 juta, atau turun 7 persen dibanding tahun 2015.

Jonan mengaku penilaian arus mudik dan balik lebih baik dibandingkan pada tahun sebelumnya, juga didapat dari layanan transportasi di berbagai daerah, karena dalam setiap tinjauannya dia selalu menekankan dua faktor penting, yakni keselamatan dan pelayanan bagi penumpang.

Jonan mencontohkan pelayanan penerbangan di Bandara Kualanamu yang mengalami peningkatan sekitar 30 hingga 40 persen pada Lebaran 2016. 

Meski jadwal penerbangannya di wilayah itu bertambah, namun hampir seluruh penumpang merasa puas karena tingkat penundaan penerbangan (delay) sangat kecil.

"'Delay'-nya tidak lebih dari satu persen," ujar Jonan.

Contoh lain adalah pelayanan di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah, yang sangat bagus jika dibandingkan Lebaran tahun sebelumnya.

Menurut dia, pelayanan di pelabuhan itu jauh lebih bagus dibandingkan layanan di terminal Bandara Ahmad Yani Semarang, sebab pada tahun 2015 pelabuhanya seperti gudang penyimpanan minuman.

Demikian juga layanan di kereta api (KA), seperti di Stasiun KA Tugu Yogyakarta yang penerangan peronnya lebih baik dibanding dengan Bandara Adi Sucipto.

KA Jadi Pilihan 
Direktur utama PT KAI Edi Sukmoro ditemui terpisah di Surabaya mengatakan layanan KA pada mudik tahun 2016 juga menjadi salah satu pilihan alternatif masyarakat saat mudik.

Bahkan, Edi yang ditemui saat mendampingi Jonan di Surabaya mengaku ada laporan jika masyarakat lebih kecewa tidak bisa mendapatkan tiket KA daripada tiket pesawat.

"Ini artinya transportasi KA juga menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam mudik 2016," ucap Edi yang ditemui di Stasiun Pasar Turi, Surabaya.

Edi mengatakan pada mudik 2016 sebanyak 5,3 juta masyarakat menggunakan KA sebagai alat transportasinya, berarti mengalami peningkatan sekitar 5,5 persen dibandingkan dengan tahun 2015.

"Tahun lalu ada 5,1 juta penumpang, kalau tahun ini ada 5,3 juta pemudik yang menggunakan kereta api dan ini berarti ada peningkatan sekitar 5,5 persen," imbuhnya.

Edi berharap tahun depan ada penambahan jumlah KA untuk mengantisipasi banyaknya minat masyarakat menggunakan KA, khususnya pada angkutan mudik. 

"Ke depan sudah kami rencanakan untuk melakukan penambahan, dan penambahan ada dua yakni menggantikan KA yang sudah tua serta tambahan dari jalur rangkaian yang ada. Keinginan kami sekitar 800 hingga 1.000 KA untuk mengakomodasi jalur-jalur yang baru," ucapnya.
     
Edi mengaku sejauh ini evaluasi mudik baik-baik saja, dan kalau ada keterlambatan sedikit sangatlah wajar, sebab seluruh rekan-rekan di PT KAI selalu berjaga di posko sehingga apabila ada sesuatu langsung cepat ditangani.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016