Malang (Antara Jatim) - Ratusan calon haji Kota Malang, Jawa Timur, yang diproyeksikan berangkat tahun ini, mulai Kamis (14/7) hingga Jumat (22/7) menjalani tes kesehatan tahap kedua di Rumah Sakit Islam (RSI) Unisma Malang.

Kasi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang Anik Hertin PA, di Malang, Jumat mengatakan rata-rata calon haji (calhaj) yang menjalani tes kesehatan tahap kedua sebanyak 100 per hari. "Pemeriksaan tahap kesehatan tahap kedua ini dibagi dua, yakni calhaj risiko tinggi (risti) dan calhaj sehat," ujarnya di sela pemeriksaan kesehatan tahap kedua di RSI Unisma Malang, Jawa Timur.

Ia menjelaskan untuk calhaj risiko tinggi, diwajibkan mengikuti pemeriksaaan lanjutan yang ditangani oleh dokter spesialis, di antaranya pemeriksaan jantung, darah lengkap, pemeriksaan fisik dan meningitis. Calhaj yang masuk kateori risti adalah yang berusia di atas 60 tahun atau di bawah 60 tahun, tetapi memiliki riwayat kesehatan yang harus dikonsultasikan dan mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.   

Sedangkan calhaj yang berkategori sehat tidak perlu menjalani pemeriksaan lanjutan, cukup suntik meningitis. "Namun demikian, kami imbau mereka tetap menjaga stamina dengan berolahraga minimal dua kali dalam sepekan dengan berjalan kaki rata-rata tiga kilometer," urainya.

Selain itu, lanjutnya, juga harus menggunakan masker basah karena cuaca sangat ekstrem dan berpotensi ada gangguan stroke. "Cuaca di tanah Suci pada musim haji tahun ini sangat ekstrem. Oleh karena itu, harus banyak minum air untuk mencegah dehidrasi, jangan menunggu haus, minumlah air putih sesering mungkin," katanya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana dan Staf Satuan Pemeriksa Internal RSI Unisma, Indah Sriwidiyawati, mengatakan tes kesehatan tahap kedua merupakan lanjutan dari tahap pertama, dimana sebelumnya calhaj memeriksakan kesahatannya di puskesmas terdekat.

Tes kesehatan tahap pertama di Puskesmas berupa pemeriksaan kondisi fisik, kebugaran, dan pembinaan bagi yang memiliki riwayat penyakit dan risiko tinggi. Dari hasil tes kesehatan tahap pertama, jika calhaj memiliki riwayat penyakit atau risiko tinggi, bisa mendapat pendampingan dan pembinaan dari dokter spesialis di tes tahap kedua.

"Kami sarankan juga untuk perbaikan pola makan, kontrol obat-obatan terutama untuk penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes dan jantung," ujarnya.

Jika mengacu pada data tahun-tahun sebelumnya, setiap tahun rata-rata ada 40 persen calhaj termasuk kategori risti. Selama ini yang sering dikeluhkan oleh calhaj lansia adalah penyakit jantung dan hipertensi. Sedangkan bagi calhaj risti mayoritas menderita kolesterol, hyperlipid, dan diabetes.

Untuk menangani pemeriksaan kesehatan calhaj lansia maupun risti tersebut, lanjutnya, seluruh dokter spesialis di RS Unisma dikerahkan, termasuk tiga dokter spesialis jantung dan penyakit dalam.

"Semua jamaah yang memiliki masalah kesehatan diberi pengobatan, bila diperlukan sampai menjelang keberangkatan, namun untuk penderita tuberculosis, jamaah tidak akan diizinkan berangkat sampai pemeriksaan menunjukkan hasil negatif," paparnya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016