Sidoarjo (Antara Jatim) -Lapindo Brantas Inc menargetkan bisa memproduksi minyak sebanyak 75
barel per hari di sumur Wunut 19 setelah dilakukan pembersihan sumur
atau "workover" di sumur tersebut.
Vice President Corporate Communication Lapindo Brantas Inc. Hesti Armiwulan, Selasa mengatakan saat ini proses pembersihan sumur di Wunut 19 sudah mulai "down" dan sebentar lagi akan dilakukan pembongkaran.
"Kami menargetkan bisa memproduksi minyak sekitar 75 barel setiap hari dari sebelumnya yang hanya mampu memproduksi sekitar 30 barel setiap hari," katanya di Sidoarjo, Jawa Timur.
Ia mengemukakan nantinya di atas sumur tersebut akan dipasang pompa untuk memaksimalkan hasil produksi minyak yang ada di dalamnya.
"Kami berterima kasih karena proses pembersihan tersebut berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala yang berarti, termasuk dari warga masyarakat yang ada di sekitar lokasi sumur," katanya.
Hesti mengatakan setelah selesai melakukan pembersihan di sumur Wunut 19, pihaknya juga berencana untuk melakukan pembersihan di sumur Wunut 4.
"Namun, pembersihan tersebut rencananya akan kami lakukan usai Lebaran karena kami tidak ingin mengganggu warga masyarakat yang sedang melaksanakan ibadah puasa dan merayakan Lebaran," ujarnya.
Ia menambahkan sumur Wunut 19 ini sudah pernah di-workover pada tahun 2013 dan 2016 dilakukan workover lagi. Hasilnya, Packer-nya bisa dicabut dengan aman, peralatan bisa menyentuh dasar sumur. Ini membuktikan kondisi casing di sumur-sumur itu tidak ada yang bengkok.
Data integritas casing itu, katanya, membuktikan sumur-sumur gas Lapindo Brantas yang dibor pada kedalaman 3.000 kaki atau sekitar 1.000 meter tidak terimbas semburan lumpur panas.
"Total ada 21 sumur di Wunut dan 5 Sumur di Tanggulangin, termasuk 3 sumur yang ada di Desa Kedungbanteng. Semua sumur itu tidak ada yang terimbas semburan lumpur atau pun deformasi yang sering dibicarakan. Hasil workover pada tahun ini memperkuat bukti itu," katanya.
Selama ini, lanjutnya, ada asumsi bahwa ada semburan lumpur telah mengakibatkan penurunan tanah. Alasan itulah yang dipakai untuk mengatakan bahwa rencana pengeboran sumur pengembangan Tanggulangin 10 dan Tanggulangin 6 berbahaya.
"Namun, faktanya kegiatan workover sejak tahun 2013 selalu berjalan aman. Kalau terimbas semburan lumpur panas, penurunan tanah apalagi patahan pasti casingnya akan bengkok dan kegiatan workover tidak bisa dilakukan," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Vice President Corporate Communication Lapindo Brantas Inc. Hesti Armiwulan, Selasa mengatakan saat ini proses pembersihan sumur di Wunut 19 sudah mulai "down" dan sebentar lagi akan dilakukan pembongkaran.
"Kami menargetkan bisa memproduksi minyak sekitar 75 barel setiap hari dari sebelumnya yang hanya mampu memproduksi sekitar 30 barel setiap hari," katanya di Sidoarjo, Jawa Timur.
Ia mengemukakan nantinya di atas sumur tersebut akan dipasang pompa untuk memaksimalkan hasil produksi minyak yang ada di dalamnya.
"Kami berterima kasih karena proses pembersihan tersebut berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala yang berarti, termasuk dari warga masyarakat yang ada di sekitar lokasi sumur," katanya.
Hesti mengatakan setelah selesai melakukan pembersihan di sumur Wunut 19, pihaknya juga berencana untuk melakukan pembersihan di sumur Wunut 4.
"Namun, pembersihan tersebut rencananya akan kami lakukan usai Lebaran karena kami tidak ingin mengganggu warga masyarakat yang sedang melaksanakan ibadah puasa dan merayakan Lebaran," ujarnya.
Ia menambahkan sumur Wunut 19 ini sudah pernah di-workover pada tahun 2013 dan 2016 dilakukan workover lagi. Hasilnya, Packer-nya bisa dicabut dengan aman, peralatan bisa menyentuh dasar sumur. Ini membuktikan kondisi casing di sumur-sumur itu tidak ada yang bengkok.
Data integritas casing itu, katanya, membuktikan sumur-sumur gas Lapindo Brantas yang dibor pada kedalaman 3.000 kaki atau sekitar 1.000 meter tidak terimbas semburan lumpur panas.
"Total ada 21 sumur di Wunut dan 5 Sumur di Tanggulangin, termasuk 3 sumur yang ada di Desa Kedungbanteng. Semua sumur itu tidak ada yang terimbas semburan lumpur atau pun deformasi yang sering dibicarakan. Hasil workover pada tahun ini memperkuat bukti itu," katanya.
Selama ini, lanjutnya, ada asumsi bahwa ada semburan lumpur telah mengakibatkan penurunan tanah. Alasan itulah yang dipakai untuk mengatakan bahwa rencana pengeboran sumur pengembangan Tanggulangin 10 dan Tanggulangin 6 berbahaya.
"Namun, faktanya kegiatan workover sejak tahun 2013 selalu berjalan aman. Kalau terimbas semburan lumpur panas, penurunan tanah apalagi patahan pasti casingnya akan bengkok dan kegiatan workover tidak bisa dilakukan," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016