Malang (Antara Jatim) - Volume sampah khususnya domestik di Kota Malang, selama Ramadhan 2016 meningkat sekitar 20 persen dari hari-hari biasa yang rata-rata mencapai 600 ton menjadi 680 ton per hari akibat maraknya pasar takjil di sejumlah titik.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang Erik S Santoso di Malang, Sabtu mengemukakan selama Ramadhan ini setiap hari ada tambahan sampah domestik, baik rumah tangga maupun pasar takjil sebanyak 70 hingga 80 ton.
"Harapan kami produksi sampah, terutama di area pasar takjil ini bisa diminimalisasi agar di tempat pembuangan sementara (TPS) maupun tempat pembuangan akhir (TPA) tidak sampai menggunung. Lebih-lebih di jalan-jalan harus tetap dijaga, sehingga tetap bersih dan kota ini tidak terkesan kumuh," ujar Erik.
Ia mengakui setiap ada kerumunan massa pasti akan menimbulkan sampah, namun kalau penjual dan pembeli serta masyarakat pada umumnya sadar akan kebersihan dan taat peraturan, pasti kota ini akan tetap terjaga kebersihan dan kenyamanannya.
Untuk membersihkan sampah yang berserakan di setiap titik kerumunan massa tersebut, kata Erik, pihaknya mengerahkan tim gerak khusus untuk membersihkan Kota Malang dari sisa-sisa sampah kegiatan insidentil. "Kami terpaksa mengerahkan tim khusus agar kota ini tidak sampai terlihat kumuh," ucapnya.
Menyinggung pengelolaan sampah yang cukup melimpah tersebut, Erik mengatakan dari rata-rata volume sampah sebanyak 600 ton per hari (pada hari biasa), sekitar 540 ton diantaranya dibawa dan diolah di TPA Supiturang. Sedangkan 60 ton sudah dipilah dan diolah di Bank Sampah Malang (BSM).
Sebenarnya, lanjut Erik, sampah cukup melimpah tersebut juga diolah di TPA Supiturang menjadi berbagai komoditas, salah satunya adalah pemanfaatan gas metan untuk kebutuhan rumah tangga di sekitar TPA sebagai pengganti elpiji. "Gas ini sudah dimanfaatkan sekitar 300 kepala keluarga (KK) di sekitar TPA," katanya.
Untuk mengelola potensi sampah yang cukup melimpah di TPA Supiturang tersebut, sejumlah investor, khususnya dari luar negeri sudah menjajaki kemungkinan adanya kerja sama, seperti perusahaan dari Kanada, Belanda, dan Jerman. Namun, hingga kini belum ada realisasi, padahal penjajakan kerja sama tersebut dilakukan sekitar 10 tahun silam.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang Erik S Santoso di Malang, Sabtu mengemukakan selama Ramadhan ini setiap hari ada tambahan sampah domestik, baik rumah tangga maupun pasar takjil sebanyak 70 hingga 80 ton.
"Harapan kami produksi sampah, terutama di area pasar takjil ini bisa diminimalisasi agar di tempat pembuangan sementara (TPS) maupun tempat pembuangan akhir (TPA) tidak sampai menggunung. Lebih-lebih di jalan-jalan harus tetap dijaga, sehingga tetap bersih dan kota ini tidak terkesan kumuh," ujar Erik.
Ia mengakui setiap ada kerumunan massa pasti akan menimbulkan sampah, namun kalau penjual dan pembeli serta masyarakat pada umumnya sadar akan kebersihan dan taat peraturan, pasti kota ini akan tetap terjaga kebersihan dan kenyamanannya.
Untuk membersihkan sampah yang berserakan di setiap titik kerumunan massa tersebut, kata Erik, pihaknya mengerahkan tim gerak khusus untuk membersihkan Kota Malang dari sisa-sisa sampah kegiatan insidentil. "Kami terpaksa mengerahkan tim khusus agar kota ini tidak sampai terlihat kumuh," ucapnya.
Menyinggung pengelolaan sampah yang cukup melimpah tersebut, Erik mengatakan dari rata-rata volume sampah sebanyak 600 ton per hari (pada hari biasa), sekitar 540 ton diantaranya dibawa dan diolah di TPA Supiturang. Sedangkan 60 ton sudah dipilah dan diolah di Bank Sampah Malang (BSM).
Sebenarnya, lanjut Erik, sampah cukup melimpah tersebut juga diolah di TPA Supiturang menjadi berbagai komoditas, salah satunya adalah pemanfaatan gas metan untuk kebutuhan rumah tangga di sekitar TPA sebagai pengganti elpiji. "Gas ini sudah dimanfaatkan sekitar 300 kepala keluarga (KK) di sekitar TPA," katanya.
Untuk mengelola potensi sampah yang cukup melimpah di TPA Supiturang tersebut, sejumlah investor, khususnya dari luar negeri sudah menjajaki kemungkinan adanya kerja sama, seperti perusahaan dari Kanada, Belanda, dan Jerman. Namun, hingga kini belum ada realisasi, padahal penjajakan kerja sama tersebut dilakukan sekitar 10 tahun silam.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016