Malang (Antara Jatim) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Malang, Dudi Herawadi, mengimbau warga setempat untuk mewaspadai dan berhati-hati terhadap peredaran uang palsu selama Ramadhan dan Lebaran 2016, termasuk mewaspadai penukaran uang baru di lapak-lapak yang ada di pinggir jalan.

"Kami akan semakin menggencarkan sosialisasi tentang ciri-ciri keaslian rupiah untuk menangkal peredaran uang palsu ini agar masyarakat semakin cerdas dalam membedakan uang palsu dan uang asli," Kata Dudi di Malang, Jawa Timur, Kamis.

Temuan uang palsu pada periode Januari hingga Mei 2016 di wilayah kerja KPw BI Malang juga meningkat, yakni mencapai 3.336 lembar atau meningkat cukup tajam dari periode yang sama pada 2015 yang hanya sekitar 2.000 lembar dan selama kurun waktu 2015 (Januari-Desember) uang palsu yang ditemukan mencapai 6.655 lembar.

Ia menjelaskan data itu bukan berarti uang rupiah palsu banyak beredar di masyarakat, tetapi masyarakat semakin jeli dan mengetahui bagaimana membedakan rupiah yang asli dan palsu. Kesadaran mereka terhadap fungsi rupiah juga tinggi, bahkan saat menemukan uang palsu, mereka tidak membelanjakan lagi melainkan melaporkan ke BI untuk dicek apakah palsu ataukah asli.

Padahal, lanjutnya, risikonya tinggi. Kalau ternyata benar palsu, maka uang palsu itu otomatis hilang. BI tidak akan menukar, namun dia sepakat bahwa sosialisasi terhadap ciri-ciri keaslian rupiah perlu digencarkan sehingga daya tangkal masyarakat terhadap uang palsu lebih meningkat.

BI Malang akan melakukan sosialisasi tentang ciri-ciri keasilan rupiah dengan media yang disenangi masyarakat. Contohnya lewat pentas wayang kulit yang diselingi dengan sosialisasi ciri-ciri keaslian rupiah.

Menurut Dudi, uang rupiah palsu yang beredar, beragam mutunya, namun jelas sangat berbeda dengan uang rupiah asli jika dilihat, diraba, dan diterawang. Untuk membedakan uang asli dan palsu cukup mudah, yakni hanya dengan berpegang pada 3M, meraba, memegang dan menerawang. Dan, masyarakat sekarang juga sudah cukup pintar untuk membedakan keberadaan uang palsu dan asli.

"Harapan kami, dengan semakin gencarnya sosialisasi, masyarakat akan semakin mudah membedakan uang asli dan palsu, serta semakin waspada," ujarnya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016