Surabaya (Antara Jatim) - Dua mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya memenangkan lomba advertising untuk kampanye mengurangi ketergantungan pada "gadget" dalam ajang festival "Advertising Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga" (ADuin) 2016 di Yogyakarta pada 27 Mei lalu.

"ADuin 2016 Creative Advertising Festival merupakan lomba advertising untuk tingkat mahasiswa dengan cakupan nasional yang sudah digelar sebanyak tiga kali," kata mahasiswa DKV UK Petra Surabaya, Anthony Chandra Gunawan, yang brersama rekannya Victor Sunarko, menyabet Juara 1 Kategori Integrated Campaign dalam lomba itu, ketika ditemui di kampus setempat, Rabu.

Dalam lomba bertema "REALTIONSHIP, REAL action in relationship" itu, mereka berhasil menyisihkan 23 tim peserta. Ada tiga kategori lomba dalam festival ini, yaitu Integrated Campaign, (perancangan kampanye iklan yang terintegrasi), Print Ad (pembuatan iklan cetak), dan TV Commercial (pembuatan iklan di media televisi).

Dalam kategori Integrated Campaign itu, mereka ditantang untuk membuat satu kampanye iklan yang mengintegrasikan media conventional (Televisi, Radio, Cetak, dan sebagainya) dengan media unconventional (media sekitar).

Secara khusus, panitia melihat permasalahan yang terjadi saat ini yaitu ketergantungan pada gadget telah membuat interaksi tatap muka menjadi berkurang, lalu panitia pun menetapkan tugas untuk kategori Integrated Campaign yaitu membuat satu kampanye terintegrasi yang mengajak anak muda untuk mengerti tentang pentingnya quality time tanpa ada gangguan dari gadget.

"Tugasnya adalah bagaimana kita bisa membuat suatu pertemanan yang biasa menjadi suatu pertemanan yang riil. Untuk kategori ini, ada tiga kriteria penilaian, yaitu Originalitas; Insight, Ide, dan Strategi; dan Efektivitas karya," kata Rama, dari panitia ADuin, sebagaimana dikutip Anthony.

Menanggapi tugas yang diberikan dalam festival ini, Anthony melakukan "brainstorming" bersama dengan Victor. Anthony mengisahkan cara unik mereka mendapatkan inspirasi untuk karya "campaign" mereka.

Setelah lama "brainstorming" dan mendapatkan beberapa ide yang kurang cocok, mereka pun jenuh, kemudian memutuskan untuk jalan-jalan di mall. Saat mereka makan di mall, mereka menemukan ide "campaign" mereka yang berpusat pada perilaku orang saat berada di tempat makan bersama.

Berangkat dari insight bahwa orang datang bersama teman ke tempat makan di mall dan kemudian masing-masing hanya disibukkan oleh gadget masing-masing, kemudian mereka mencari cara untuk memberikan semacam insentif pada pengunjung yang benar-benar berinteraksi satu sama lain. Dari sinilah "campaign" mereka, Freelation (Free Relation Zone) dimulai.

Kampanye terintegrasi Freelation dirancang untuk dilaksanakan di salah satu waralaba restoran cepat saji favorit anak muda di Indonesia. Dampak yang diinginkan adalah interaksi antar pengunjung akan lebih meningkat dan pengunjung bisa merasakan quality time saat mengunjungi restoran tersebut.

Cara mencapai dampak tersebut adalah melalui pembuatan beberapa Free Relation Zone di dalam restoran tersebut. Pengunjung yang menempati Free Relation Zone ini dapat mengisi baterai gadgetnya, dan apabila selama mengisi gadget tersebut pengunjung melakukan konversasi dengan temannya, maka konversasi tersebut akan ditangkap oleh sensor, yang kemudian akan meningkatkan point Freelation.

Apabila point freelation ini sudah penuh, maka pengunjung berhak mendapatkan hadiah dari restoran. Apabila pengunjung menyentuh gadgetnya yang sedang diisi, maka point Freelation akan hangus dan kembali ke titik awal lagi. Dengan demikian, pengunjung akan mendapatkan motivasi yang lebih untuk bercakap-cakap dengan teman, dan tetap bisa melakukan pengisian batere gadgetnya.

Alat pengisian gadget dan penanda Freelation (Charging Freelation) ini adalah satu bentuk media unconventional yang dipakai dalam kampanye ini. Media konvensional yang dipakai dalam integrated campaign mereka adalah banner ads di media social, situs e-commerce, poster di restoran, dan juga billboard.

"Kemenangan itu merupakan hasil dari usaha kami di beberapa kali kompetisi. Saya pada tahun 2015 mendapatkan juara 2 pada kompetisi Communications Award, festival yang sudah 10 tahun diadakan," kata Anthony.

Ia mengikuti berbagai kompetisi dalam bidang Integrated Campaign karena ia merasakan "passion" untuk bidang spesifik ini sejak ia mengikuti mata kuliah Advertising  pada saat peminatan di semester 6. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016