Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan target produksi minyak di daerahnya tahun ini yang ditetapkan sebesar 83 juta barel sulit terealisasi karena adanya penurunan produksi minyak.
     
"Sulit terealisasinya target produksi minyak tahun ini sebesar 83 juta barel karena faktanya produksi minyak terjual triwulan I hanya sekitar 11 juta barel," kata Kepala Dinas Pendapatan Daerah Pemkab Bojonegoro Hery Sudjarwo, di Bojonegoro, Selasa.
     
Oleh karena itu, ia memperkirakan produksi minyak siap jual di daerahnya tahun ini hanya bisa terealisasi sekitar 44 juta barel.
     
"Realisasi target produksi minyak karena produksi minyak lapangan Sukowati mengalami penurunan dari 29 ribu barel per hari menjadi sekitar 12 ribu barel per hari," paparnya.
     
Yang jelas, katanya, target produksi minyak di daerahnya sebesar 83 juta barel tahun ini ditetapkan Menteri ESDM. 
      
Penetapan target produksi minyak itu, lanjut dia, berdasarkan perhitungan yang dilakukan SKK Migas dengan operator minyak yang ada di daerahnya.    
     
"Kalau target produksi minyak selama setahun mencapai 83 juta barel ya seharusnya produksi minyak terjual triwulan I paling tidak mencapai 20 juta barel," ucapnya, menegaskan.
     
Lebih lanjut ia menjelaskan target perolehan dana bagi hasil (DBH) migas di daerahnya tahun ini ditetapkan Rp1,4 triliun. 
     
Tapi target perolehan DBH Migas itu dikoreksi menjadi Rp900 miliar karena adanya penurunan harga minyak dunia.
     
"Harga minyak dunia yang berlaku selama triwulan I rata-rata hanya 29 dolar Amerika Serikat per barel di bawah asumsi harga minyak dunia di dalam APBN," jelas dia.
     
Ia membenarkan sekarang ini harga minyak dunia naik menjadi 50 dolar Amerika Serikat per barel, tapi baru akan masuk dalam perhitungan perolehan DBH migas di triwulan berikutnya.
     
Ia menambahkan DBH migas daeranya yang sudah ditrasfer ke kas daerah untuk triwulan I sebesar Rp223 miliar.
     
"Kementerian Keuangan akan mentransfer DBH migas triwulan II sekitar Juli," kata Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro Sigit Kushariyanto, menambahkan.
     
Ia mengaku jajaran Komisi B DPRD baru saja melakukan kunjungan kerja ke SKK Migas untuk dengar pendapat terkait DBH migas daerahnya.
     
"DPRD ingin meminta kejelasan kepada SKK migas terkait target perolehan DBH migas," ucapnya, menegaskan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016