Surabaya, (Antara Jatim) - Target pemisahan atau "spin off" PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) ke syariah terkendala modal, karena suntikan dana dari Pemerintah Daerah Jawa Timur kurang Rp100 miliar, sehingga target pengoperasian syariah diperkirakan mundur.

Corporate Secretary Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha di Surabaya, Senin mengatakan, penyertaan modal adalah masalah yang krusial, dan bisa berpengaruh pada molornya target spin off, sebab keberadaan Bank Jatim Syariah saat ini masih berupa unit, dan belum berdiri sendiri.

"Target awal akan beroperasi pada September 2016 namun karena permodalan masih menemui kendala, kami belum tahu. Yang pasti kami berusaha tahun ini," ucap Ferdian ditemui usai acara buka bersama dengan jajaran Bank Jatim di Surabaya.

Ia mengatakan, permodalan total spin off sebesar Rp1 triliun, dan Rp500 miliar di antaranya berasal dari perusahaan induk Bank Jatim. Sisanya Rp500 miliar dari pemkab/pemkot di seluruh Jatim, dan kini dana tersebut masih terkumpul Rp400 miliar.

Ferdian mengatakan, sebenarnya pihak Bank Jatim memiliki dana mengendap di Pemerintah Jatim sebesar Rp42,8 miliar dari dana suntikan pada krisis 1998 lalu. 

"Dana itu bakal kami urus di Pemda dan DPRD Jatim dan kami harap bisa segera cair, sebab saat ini sedang dibahas dan kami belum bisa memastikan kapan akan cair dana tersebut," ucapnya.

Ia berharap, apabila dana tersebut cair Bank Jatim bisa segera membuka satu kantor cabang syariah, 11 kantor cabang pembantu, 1 kantor layanan syariah, 7 payment point, 6 mobil kas syariah, dan 17 ATM syariah. 

Selain itu, Ferdian mengaku juga akan membuka kantor cabang pembantu Bank Jatim Syariah di Jakarta, sebab potensinya sangat besar.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016