Surabaya (Antara Jatim) - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menyiapkan 17 lokasi rukyatul hilal atau pengamatan hilal (rembulan usia muda pertanda pergantian kalender) untuk menentukan awal Ramadhan 1437 Hijriah.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pengurus cabang NU se-Jatim dan siap menyelenggarakan rukyatul hilal di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur pada Ahad (5/6) sore," kata Ketua Lembaga Falakiyah PWNU Jawa Timur, Shofiyulloh, di Surabaya, Sabtu.
Ke-17 lokasi rukyat yang dimaksud adalah Tanjungkodok Lamongan, Bukit Condrodipo Gresik, Bukit Wonocolo Kedewan Bojonegoro, Pantai Serang dan Bukit Banjarsari Blitar, Satradar AURI Kabuh Jombang, dan Pantai Tanjung Mulya Bawean.
Lokasi lainnya, LAPAN Watukosek Pasuruan, Pantai Gebang Bangkalan, Pelabuhan Taddan Sampang, Pantai Ambet Pamekasan, Bukit Sadeng Jember, Pantai Pancur Banyuwangi, Watoe Dhakon dan Gunung Sekekep Ponorogo, serta PP Kwagean Pare Kediri.
"Menurut hasil hisab (perhitungan matematis) dari sejumlah metode, ketinggian hilal mencapai 3,21 derajat hingga 4,16 derajat. Sedangkan terjadinya ijtimak atau konjungsi (pertemuan matahari dan bulan) terjadi pada hari Ahad (5/6) pukul 10:02 WIB. Jadi ada kemungkinan hilal akan terlihat dan Senin (6/6) sudah mulai puasa," ujarnya.
Namun demikian, kata pria yang akrab disapa Gus Shofi itu, masyarakat diimbau agar menunggu dan mengikuti hasil sidang isbat pemerintah. Hasil pantauan hilal tersebut, lanjutnya, akan dilaporkan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan diteruskan kepada Meteri Agama yang menyelenggarakan sidang isbat di Jakarta.
"Sesuai dengan instruksi PBNU nomer 599/C.I.34/05/2016 pada 26 Mei 2016, kami meminta kepada masyarakat agar mengikuti ikhbar (pemberitahuan) dari PBNU dan pemerintah dalam penentuan awal dan akhir bulan Ramadhan 1437 H," katanya.
Terkait Ramadhan sebagai bulan suci, Ketua PC ISNU Surabaya DR Rudi Akhwady mendukung perda larangan minuman beralkohol sebagai bagian dari revolusi mental untuk mengatasi "darurat narkoba" atau "darurat karakter".
"Dalam agama, minuman keras itu sudah jelas manfaat dan mudharatnya. Narkoba dan lainnya itu berawal dari minuman keras, karena murah dan mudah dijangkau, karena itu perda minuman beralkohol itu penting," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap eksekutif dan legislatif di Kota Pahlawan berpikir ke depan untuk kepentingan jangka panjang guna mencetak generasi muda andalan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Kami sudah berkoordinasi dengan pengurus cabang NU se-Jatim dan siap menyelenggarakan rukyatul hilal di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur pada Ahad (5/6) sore," kata Ketua Lembaga Falakiyah PWNU Jawa Timur, Shofiyulloh, di Surabaya, Sabtu.
Ke-17 lokasi rukyat yang dimaksud adalah Tanjungkodok Lamongan, Bukit Condrodipo Gresik, Bukit Wonocolo Kedewan Bojonegoro, Pantai Serang dan Bukit Banjarsari Blitar, Satradar AURI Kabuh Jombang, dan Pantai Tanjung Mulya Bawean.
Lokasi lainnya, LAPAN Watukosek Pasuruan, Pantai Gebang Bangkalan, Pelabuhan Taddan Sampang, Pantai Ambet Pamekasan, Bukit Sadeng Jember, Pantai Pancur Banyuwangi, Watoe Dhakon dan Gunung Sekekep Ponorogo, serta PP Kwagean Pare Kediri.
"Menurut hasil hisab (perhitungan matematis) dari sejumlah metode, ketinggian hilal mencapai 3,21 derajat hingga 4,16 derajat. Sedangkan terjadinya ijtimak atau konjungsi (pertemuan matahari dan bulan) terjadi pada hari Ahad (5/6) pukul 10:02 WIB. Jadi ada kemungkinan hilal akan terlihat dan Senin (6/6) sudah mulai puasa," ujarnya.
Namun demikian, kata pria yang akrab disapa Gus Shofi itu, masyarakat diimbau agar menunggu dan mengikuti hasil sidang isbat pemerintah. Hasil pantauan hilal tersebut, lanjutnya, akan dilaporkan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan diteruskan kepada Meteri Agama yang menyelenggarakan sidang isbat di Jakarta.
"Sesuai dengan instruksi PBNU nomer 599/C.I.34/05/2016 pada 26 Mei 2016, kami meminta kepada masyarakat agar mengikuti ikhbar (pemberitahuan) dari PBNU dan pemerintah dalam penentuan awal dan akhir bulan Ramadhan 1437 H," katanya.
Terkait Ramadhan sebagai bulan suci, Ketua PC ISNU Surabaya DR Rudi Akhwady mendukung perda larangan minuman beralkohol sebagai bagian dari revolusi mental untuk mengatasi "darurat narkoba" atau "darurat karakter".
"Dalam agama, minuman keras itu sudah jelas manfaat dan mudharatnya. Narkoba dan lainnya itu berawal dari minuman keras, karena murah dan mudah dijangkau, karena itu perda minuman beralkohol itu penting," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap eksekutif dan legislatif di Kota Pahlawan berpikir ke depan untuk kepentingan jangka panjang guna mencetak generasi muda andalan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016