Madiun - (Antara Jatim) - Serapan atau pengadaan beras milik petani di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre IV Madiun hingga akhir Mei telah mencapai 40 persen dari target penyerapan yang ditetapkan tahun 2016.

"Serapan beras dan gabah petani ke Bulog Madiun telah mencapai 20.000 ton setara beras atau sekitar 40 persen dari total target tahun 2016 yang ditetapkan sebesar 60.000 ton," ujar Kepala Bulog Sub Divre IV Madiun, Rahmat Syahjoni Putra, kepada wartawan, Sabtu.

Pihaknya optimistis target serapan tahun ini dapat dapat tercapai hingga 100 persen seiring dengan upaya yang dilakuan oleh jajarannya denga petani mitra.

"Serapan hingga kini terus dilakukan hingga akhir tahun nanti. Rata-rata serapan beras saat panen bisa mencapai 300 ton setiap hari setara beras," kata dia.

Ia menjelaskan terdapat sejumlah kendala yang dihadapi saat proses penyerapan berlangsung. Di antaranya adalah kalah bersaing dengan pedagang dan pengepul gabah dari luar daerah. Sebab, pedagang selama ini lebih dominan mengendalikan harga gabah.

"Kendala kami itu adalah harga. Dimana harga pengepul lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah, sehingga petani enggan menjual beras ke Bulog," kata dia.

Guna memperlancar proses penyerapan beras, Bulog Sub Divre IV Madiun terus menjalin komunikasi dengan para petani mitra di wilayahnya yang meliputi Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ngawi. 

Untuk menjaga kualitas beras yang diserap, Bulog memiliki standar yang harus dipenuhi oleh para petani mitra. Di antaranya, maksimal kadar air pada beras atau gabah adalah sebesar 14 persen.

Sedangkan harga pembelian beras petani oleh Bulog telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp7.300 per kilogram, gabah kering giling (GKG) sebesar Rp3.700 per kilogram, dan gabah kering panen (GKP) sebesar Rp4.650 per kilogram.

Penetapan harga pembelian tersebut menyesuaikan dengan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2015 yang mengatur tentang harga pembelian pemerintah (HPP) untuk komoditas beras. (*)
    

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016