Magetan (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan, Jawa Timur, menolak daging sapi impor masuk dan beredar di sejumlah pasar tradisional wilayah setempat karena stok daging sapi di Magetan melimpah.
"Pemkab Magetan sangat mendukung upaya Gubernur Jawa Timur untuk mempertahankan peternak sapi lokal dan menolak sapi impor. Hal itu akan melindugi para peternak sapi di wilayah Magetan sendiri," ujar Plt Sekretaris Daerah Kabupaten Magetan Sutikno, kepada wartawan, Jumat.
Menurut dia, Magetan tidak perlu sapi impor dan daging sapi impor karena Kabupaten Magetan merupakan salah satu sentra sapi potong di wilayah Jawa Timur.
Data Bappeda Magetan mencatat, populasi sapi Kereman tembus 108.872 ekor per tahun. Bahkan, tiap tahun peternak sapi Kereman Magetan mampu mengirim sapi ke berbagai daerah mencapai 18.655 ekor.
Untuk terus meningkatkan populasi, pemkab menekankan pentingnya sistem inseminasi buatan ke hewan ternak.
"Stok sangat cukup. Bahkan, sampai sekarang Magetan masih menyuplai kebutuhan daging sapi untuk kebutuhan provinsi lain, seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat," katanya.
Terkit harga, memang terjadi kenaikan harga daging sapi di pasaran. Hal itu wajar menyusul tingginya permintaan saat menjelang bulan puasa dan lebaran.
"Meski harga tinggi, Pemkab Magetan tetap komitmen mempertahankan keberadaan stok sapi lokal untuk menjaga kesejahteraan para peternak setempat," kata dia.
Adapun, harga daging sapi di pasar tradisional Magetan mencapai Rp120.000 per kilogram. Harga tersebut naik dari sebelumnya yang berkisar antara Rp95.000 hingga Rp100.000 per kilogram.
Pihaknya juga berharap harga daging sapi di pasaran tersebut segera turun, sehingga tidak memberatkan para pedagang dan konsumen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016