Sumenep (Antara Jatim) - Sepuluh aktivis Mahasiswa Sumekar Raya (Mahasurya) kembali berdemonstrasi untuk menyoroti program unggulan 99 hari kerja Bupati-Wakil Bupati Sumenep, Jawa Timur, Kamis.
"Kami menilai realisasi program unggulan 99 hari kerja itu belum menunjukkan hasil maksimal. Kami prihatin ketika Bupati-Wabup Sumenep mengklaim program unggulan tersebut berjalan sukses," ujar orator Mahasurya, Moh Bisri di Sumenep.
Dalam aksinya di depan Kantor Bupati Sumenep, enam dari sepuluh aktivis Mahasurya itu mengenakan kain warna putih layaknya pocong.
"Salah satu program unggulan itu, yakni mencetak wirausahawan muda ternyata yang terekrut telah berusia tua atau tidak masuk klasifikasi muda," kata Bisri, menerangkan.
Setelah berorasi sekitar 15 menit, mereka diperkenankan masuk ke halaman kantor bupati dan diterima oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep, Hadi Soetarto.
"Terima kasih atas masukannya. Namun, program unggulan 99 hari kerja itu hanya penanda sekaligus untuk mempertegas komitmen pemerintah daerah dalam rangka pembangunan daerah," kata Hadi kepada aktivis Mahasurya di teras Kantor Bupati Sumenep.
Ia menjelaskan, secara internal, pihaknya terus melakukan evaluasi terhadap setiap program pembangunan daerah yang telah direncanakan, termasuk program unggulan 99 hari kerja.
"Semuanya butuh proses dan waktu untuk melaksanakannya. Kalau pun ada kekurangan, tentunya akan dievaluasi oleh kami. Tolong, kami diberi kesempatan dan waktu untuk mengevaluasinya," ujarnya, menambahkan.
Sebelumnya pada Rabu (25/5), sepuluh aktivis Mahasurya juga turun jalan dan menyampaikan hal serupa di depan Kantor Bupati Sumenep.
Ketika itu, mereka langsung membubarkan diri setelah tidak ditemui oleh Bupati-Wabup Sumenep. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016