Surabaya (Antara Jatim) - Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari dan RSI Ahmad Yani Surabaya bersama Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggandeng Jurusan Biomedika Fakultas Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk mengembangkan alat-alat kesehatan sendiri.

"Para pendiri RSI di Ahmad Yani dan Jemursari serta Unusa sudah memiliki jangkauan ke depan untuk membangun sumberdaya manusia yang berkualitas melalui pendidikan dan kesehatan, maka kini kami kembangkan," kata Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Mohammad Nuh di Surabaya, Minggu.

Di sela jalan sehat untuk merayakan puncak Hari Lahir (Harlah) ke-14 RSI Jemursari Surabaya, mantan Mendikbud itu menjelaskan kerja sama RSI-Unusa-ITS itu dalam bentuk pembuatan alat-alat kesehatan yang sangat sederhana dan paling mungkin dilakukan dengan komponen yang ada di pasaran.

"Kita sudah support RSI dengan Unusa yang fokus pada bidang kesehatan dan kita baru saja mendapat izin membuka S2 Profesi Keperawatan. Nantinya, kita juga akan buka D3 Jantung, D3 Fisioterapi," katanya, didampingi Direktur RSI Jemursari Prof Dr dr Rochmad Romdoni Sp-PD S-JP(K).

Kini, pihaknya akan melakukan penguatan Unusa melalui rintisan kerja sama dengan Biomedika ITS untuk membuat alat-alat kesehatan yang sederhana dan bisa diproduksi di dalam negeri agar mengurangi ketergantungan pada alat kesehatan impor.

"Kalau alat-alat kesehatan yang sederhana sudah bisa kita buat, maka kita bisa menghemat, meski alat-alat kesehatan skala besar masih harus impor. Misalnya, simulator fisioterapi dengan harga impor berkisar Rp60 juta akan dapat dibuat di dalam negeri dengan harga terjangkau Rp15 juta hingga Rp20 juta, sehingga hemat duapertiganya," katanya.

Menurut Nuh yang juga mantan Rektor ITS dan kini menjabat Kepala Laboratorium Biomedika ITS Surabaya itu, simulator fisioterapi yang dirintis RSI-ITS untuk membantu pasien syarat, stroke, dan sejenisnya  itu akan dilakukan "uji klinis" oleh mahasiswa Unusa di RSI pada tahun ini (2016).

"Kalau sukses, tahun depan (2017) sudah bisa bekerja sama dengan industri kesehatan untuk membuatnya agar nantinya juga bukan hanya untuk kepentingan RSI, tapi bisa juga dimanfaatkan rumah sakit lain, sehingga kita bisa menghemat triliunan untuk impor alat kesehatan sederhana," tuturnya.

Selain "support" sumberdaya manusia dan peralatan kesehatan, pihaknya juga akan memberi "support" pada RSI melalui kerja sama dengan perusahaan obat atau industri medis agar layanan kesehatan untuk masyarakat semakin terjangkau.

"Soal pengobatan sebenarnya ada BPJS yang bisa membantu masyarakat, tapi kalau kita bisa bekerja sama dengan industri medis, maka layanan kesehatan akan semakin terjangkau masyarakat dan kita juga tidak boros memakai dana BPJS agar bisa dimanfaatkan lebih banyak orang," ujarnya.

Dengan tiga "support" itu, pihaknya berharap RSI Surabaya (RSI Jemursari dan RSI Ahmad Yani) akan dapat menjadi Rumah Sakit Pendidikan pada tahun 2017. "Untuk itu, RSI Jemursari akan menjalani akreditasi sebagai rumah sakit pendidikan pada September-Oktober nanti," katanya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016