Jember (Antara Jatim) - Rektor Universitas Jember M. Hasan menyatakan kesiapannya untuk menjadikan Kampus Universitas Jember atau yang dikenal dengan Kampus Tegalboto di Kabupaten Jember, Jawa Timur, menjadi pusat unggulan di bidang bioteknologi pertanian dan kesehatan.

"Alhamdulillah Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menunjuk Universitas Jember sebagai pusat unggulan di bidang bioteknologi dan kami sudah memiliki sejumlah embrio untuk menuju ke sana," tuturnya di Jember, Rabu.

Menurut dia, Universitas Jember memiliki "Center for Development of Advance Science and Technology" (CDAST) yang merupakan pusat pengembangan ilmu dan teknologi unggulan bertaraf internasional yang berwawasan lingkungan dan agroindustri, serta mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui proses penelitian, pendidikan dan pengabdian masyarakat.

"Salah satu hasil dari CDAST Universitas Jember yang diakui dunia adalah varietas tebu tahan kering atau tebu transgenik yang ditemukan oleh Prof Bambang Sugiharto," katanya di sela-sela persiapan menuju ke Jakarta untuk menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kemristekdikti.

Beberapa penelitian yang dikembangkan para peneliti Unej di bidang bioteknologi pertanian di antaranya tebu yang memiliki rendemen tinggi dan tahan virus, kemudian padi transgenik "Golden Rice" yang memiliki kandungan vitamin A hasil kerja sama Unej dengan Kyungpook National University Korea Selatan.

"Pengembangan padi transgenik rencananya akan dilakukan di lahan Agrotechnopark milik Universitas Jember yang berada di kawasan Jubung, Kecamatan Sukorambi," tuturnya.

Rektor Unej dua periode itu menjelaskan pihaknya terus mengembangkan bioteknologi pertanian dengan coba melakukan teknik editing terhadap tanaman dengan belajar ke negara Jepang, sehingga tidak lagi phobia terhadap transgenik.

"Kami siapkan sejumlah peneliti untuk melakukan studi ke Jepang terkait dengan teknik editing sifat tanaman itu, sehingga beberapa struktur tanaman yang tidak baik akan dihilangkan dengan teknik tersebut," ujarnya.

Selain di bidang pertanian, lanjut dia, Universitas Tegalboto juga menjadi pusat unggulan bioteknologi di bidang kesehatan yakni dengan mengembangkan sejumlah vaksin penyakit di iklim tropis.

"Saat ini masih dalam proses uji coba pembuatan vaksin malaria dan memiliki progres cukup bagus, serta sudah dicoba pada media binatang. Penelitian tersebut dilakukan peneliti di CDAST," katanya.

Hasan menuturkan program pascasarjana bioteknologi juga sudah dibuka dan sudah memasuki semester dua, sehingga berbagai elemen untuk mendukung Universitas Jember sebagai pusat unggulan bioteknologi semakin matang.

"Kami berharap ke depan Universitas Jember memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat dengan hasil penelitian bioteknologi pertanian dan kesehatan," ujarnya menambahkan.

Ketua CDAST Universitas Jember, Bambang Sugiharto yang dikutip dari laman unej.ac.id mengatakan CDAST Universitas Jember semakin percaya diri untuk menjadi pusat kajian bioteknologi khususnya di bidang pertanian. 

"Untuk memwujudkan hal itu, pusat laboratorium terpadu tersebut telah banyak melakukan kerja sama dengan universitas ternama di luar negeri. Tidak hanya kami yang mengajak untuk bekerja sama di bidang bioteknologi pertanian, namun kami juga sering diundang untuk menandatangani kerja sama dari universitas ternama yang ada di Jepang dan Korea," tuturnya.

Ia mengatakan kajian bidang bioteknologi pertanian saat ini semakin banyak diminati karena semakin sempitnya lahan pertanian, namun disisi lain kebutuhan akan pangan semakin meningkat.

Kemristekdikti menunjuk sebanyak empat universitas untuk menjadi pusat unggulan di Tanah Air yakni Universitas Jember di bidang bioteknologi, Universitas Negeri Malang di bidang inovasi pembelajaran, Universitas Mulawarman dibidang kajian ekosistem tropis, dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dibidang ketahanan pangan.(*)
     

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016