Surabaya (Antara Jatim) - Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) menerima calon mahasiswa baru dari Teknik Fisika melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan pertimbangan prestasi hafalan Al Quran.

Wakil Rektor I ITS, Prof Dr Ir Heru Setyawan M Eng di Surabaya, Jumat mengakui satu calon mahasiswa baru dari Teknik Fisika yang masuk melalui SNMPTN dengan pertimbangan prestasi hafalan Al Quran, berasal dari Jakarta. 

"Calon mahasiswa yang sudah masuk dalam SNMPTN melalui pertimbangan hafalan Alquran itu pun nanti akan kami verifikasi lagi pada tanggal 31 Mei mendatang. Jika tidak benar-benar hafidz seperti yang ada diportofolio, maka bisa digugurkan," katanya.

Ia mengatakan, prestasi non akademik pada hafalan Alquran itu hanya menjadi salah satu pertimbangan masuk ke ITS. Poinnya pun sedikit, sehingga harus melihat nilai rapor dan Ujian Nasional (UN) yang sama bagusnya. 

"Kalau hanya melihat prestasi non akademik, ditakutkan nantinya akan kesulitan mengikuti pembelajaran di perguruan tinggi. Tetap sesuai dengan kemampuan akademiknya," ujarnya. 
 
Berbeda dengan Universitas Airlangga (Unair) yang tidak ada penerimaan mahasiswa baru lewat jalur hafalan Alquran. Meski beberapa hari yang lalu beredar pengumuman pembukaan pendaftaran mahasiwa baru melalui hafalan Alquran tanpa tes lewat website nes.unair.ac.id.

"Unair hanya menerima mahasiswa baru lewat tiga jalur, yakni SNMPTN, SBMPTN dan Mandiri. Tidak ada jalur di luar tiga jalur tersebut, apalagi melalui hafalan Alquran," tutur Kepala Pusat Inforamsi dan Humas (PIH) Unair, Suko Widodo.

Meski demikian, pihaknya mengakui jika sebelumnya telah ada surat edaran dari Kementerian Agama (Kemenag) yang menyatakan bahwa prestasi non akademik berupa hafalan Alquran oleh siswa bisa jadi pertimbangan masuk ke perguruan tinggi. 

"Memang ada surat edaran dari Kemenag mengenai pertimbangan masuk perguruan tinggi bagi penghafal Al Quran, namun bukan berarti prestasi hafalan Alquran dijadikan jalur masuk ke perguruan tinggi," paparnya.

Menurut dia, untuk SNMPTN di Unair masih belum ada yang diterima dengan adanya prestasi non akademik hafalan alquran.

"Di Unair sendiri, persoalan ini sempat menjadi perdebatan panjang. Sebagai kampus yang menampung dari semua segi agama, jika jalur itu terjadi dimungkinkan akan muncul banyak protes," terangnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, jika ada kemudahan bagi penghafal Alquran, maka bagaimana dengan yang hafal dari alkitab dan lainnya. Hal ini pun sudah didiskusikan untuk tidak menerima jalur hafalan Alquran. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016