Tulungagung (Antara Jatim) - Stok darah golongan AB di PMI Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menipis akibat banyaknya permintaan selama beberapa pekan terakhir, seiring tingginya okupansi tempat-tempat layanan medis seperti rumah sakit, klinik dan puskesmas di daerah tersebut.
Humas Unit Transfusi Darah PMI Tulungagung Priyo Utomo, Selasa mengatakan, stok darah golongan AB saat ini tinggal tersisa 10 kantong.
"Stok untuk tiga golongan darah lain seperti golongan A, B dan O masih tersedia cukup, namun hanya untuk beberapa hari ke depan," katanya.
Ia merinci, stok darah golongan A saat ini ada sebanyak 38 kantong, golongan B sebanyak 47 kantong dan O sebanyak 52 kantong.
"Tidak bisa diprediksi mana yang paling banyak permintaannya. Sebab semua hampir sama dan butuh sewaktu-waktu," katanya.
Mengatasi hal tersebut, kata Priyo, PMI memprogramkan kegiatan donor darah keliling bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintahan, Polri, maupun ormas.
Hasilnya, lanjut dia, PMI berhasil membangun komitmen dengan sejumlah instansi pemerintahan, Polri dan ormas tertentu untuk menggalang donor darah secara masif.
"Pada hari biasanya jumlah stok darah dari pendonor sebulan bisa terkumpul sampai 1.500-an kantong. Selama periode Mei ini kami berharap meningkat 50-an persen atau minimal bisa terkumpul 2.000 kantong," ujarnya.
Priyo mengatakan, pemeriksaan kondisi darah menjadi rutinitas petugas PMI sehari-hari.
Menurutnya, tidak semua darah dari pedonor sehat dan layak untuk ditransfusikan.
"Darah dari pendonor tentu akan diperiksa dan diolah dulu di laboratorium PMI guna mengantisipasi darah rusak atau membawa virus penyakit," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Humas Unit Transfusi Darah PMI Tulungagung Priyo Utomo, Selasa mengatakan, stok darah golongan AB saat ini tinggal tersisa 10 kantong.
"Stok untuk tiga golongan darah lain seperti golongan A, B dan O masih tersedia cukup, namun hanya untuk beberapa hari ke depan," katanya.
Ia merinci, stok darah golongan A saat ini ada sebanyak 38 kantong, golongan B sebanyak 47 kantong dan O sebanyak 52 kantong.
"Tidak bisa diprediksi mana yang paling banyak permintaannya. Sebab semua hampir sama dan butuh sewaktu-waktu," katanya.
Mengatasi hal tersebut, kata Priyo, PMI memprogramkan kegiatan donor darah keliling bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintahan, Polri, maupun ormas.
Hasilnya, lanjut dia, PMI berhasil membangun komitmen dengan sejumlah instansi pemerintahan, Polri dan ormas tertentu untuk menggalang donor darah secara masif.
"Pada hari biasanya jumlah stok darah dari pendonor sebulan bisa terkumpul sampai 1.500-an kantong. Selama periode Mei ini kami berharap meningkat 50-an persen atau minimal bisa terkumpul 2.000 kantong," ujarnya.
Priyo mengatakan, pemeriksaan kondisi darah menjadi rutinitas petugas PMI sehari-hari.
Menurutnya, tidak semua darah dari pedonor sehat dan layak untuk ditransfusikan.
"Darah dari pendonor tentu akan diperiksa dan diolah dulu di laboratorium PMI guna mengantisipasi darah rusak atau membawa virus penyakit," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016