Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengimbau para pengidap HIV/AIDS atau ODHA untuk aktif mengkonsumsi antiretroviral (ARV) demi meningkatkan fungsi kekebalan tubuh serta mencegah masuknya penyakit penyerta seperti tuberculosis (TBC) yang berdampak kematian.
    
"Risiko ODHA terserang TBC akan lebih besar ketika yang bersangkutan berhenti mengkonsumsi ARV," kata Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Tulungagung, Triswati Sasmito di Tulungagung, Jumat.
    
Triswati menjelaskan, ARV bukanlah obat untuk menyembuhkan HIV, namun berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh melalui penguatan sistem imun.
    
Ketika berhenti ARV, kata dia, secara langsung akan menyebabkan kondisi imun turun dan HIV semaki parah sehingga mempermudah masuknya TBC.
    
"Terbukti sekitar 40 persen ODHA sering kena TB, termasuk yang kami temukan ketika meninggal karena terlambat penanganan," katanya.
    
Untuk mendeteksi TB atau TBC tersebut, Triswati menyatakan Dinkes Tulungagung memberlakukan kolaborasi TBC- HIV.
    
Ketika ditemukan pasien HIV baru maka juga dites TB, begitu juga sebaliknya pasien TB jalani tes HIV.
    
"Khusus HIV wajib melalui tahap konseling terlebih dahulu. Ada skrining TB ketika kami temukan HIV baru," ujarnya.
    
Mengacu data Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Tulungagung, jumlah ODHA yang tercatat di klinik VCT RSUD dr Iskak Tulungagung hingga Maret tercatat sebanyak 1.307 jiwa.
    
Selama kurun Maret 2016, petugas menemukan 13 kasus baru, sedangkan pada Februari sebanyak 20 kasus dengan dua di antaranya meninggal dunia.
    
Fenomena kasus HIV/AIDS di daerah tersebut menurut riset KPA Tulungagung, 95 persen disebabkan perilaku seks bebas, sementara sisanya karena penggunaan jarum suntik (penasun) atau konsumsi narkoba.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016