Kediri (Antara Jatim) - Puluhan warga Desa Jongbiru, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, unjuk rasa meminta akses jembatan yang lewat di Sungai Brantas, dibuka, sebab penutupan akses berimbas pada pereekonomian warga setempat.

"Sejak jembatan ditutup, usaha menjadi lebih sepi. Dan, itu berimbas pada honor yang kami terima," kata Irma, salah seorang warga yang ikut unjuk rasa di depan Pabrik Gula (PG) Mritjan, Kota Kediri, Selasa.

Ia mengaku bekerja di sebuah rumah makan di dekat jembatan tersebut. Sebelumnya, warung tempat ia bekerja ramai, namun sejak ditutup warung menjadi lebih sepi. 
 
Ia juga mengatakan, lewat jembatan memang lebih memudahkan, sebab bisa lebih memperpendek jalur. Jika biasanya hanya butuh sekitar 5 menit untuk ke Kota Kediri dengan lewat jembatan, namun dengan ditutupnya jembatan harus memutar dan butuh waktu sekitar 15-20 menit.

"Dulu ada permintaan jika mobil tidak boleh lewat dan warga pun mematuhi, nyatanya setelah itu justru jembatan ditutup," katanya.

Bagi warga yang enggan untuk memutar biasanya memanfaatkan jasa penyeberangan dengan upah Rp2.000 sekali berlayar. Namun, ketika harus pulang pergi, warga mengeluarkan Rp4.000. 

"Bisa saja dengan perahu, tapi ya harus membayar Rp2.000 sekali berangkat, jika berangkat dan kembali lagi ya membayar dua kali," ucapnya.

Warga unjuk rasa di depan Pabrik Gula Mritjan, Kota Kediri. Jembatan itu dibangun sejak zaman Belanda pada 1898. Pembangunan jembatan itu untuk memudahkan akses. Selain itu, warga juga memanfaatkan jembatan itu. Jembatan itu ditutup sekitar Februari 2016. 

Jembatan itu ditutup oleh pabrik dengan alasan tiang pancang jembatan di sisi sebelah barat sudah goyah. Hujan deras membuat berbagai pohon ikut terhanyut dan menerjang jembatan, sehingga tiang pancang menjadi goyah.

Warga meminta dialog dengan petinggi pabrik gula, namun warga harus kecewa sebab mereka tidak bertemu. Warga bahkan enggan untuk membubarkan diri. Mereka memadati pintu gerbang menuju pabrik.

Aksi itu juga sempat membuat arus lalu lintas menjadi macet. Jalur di depan pabrik gula yang menghubungkan wilayah Kota Kediri dengan Kabupaten Nganjuk padat merayap. 

Warga akhirnya agak lega setelah dari pabrik membuka jembatan tersebut. Pembukaan dimulai dengan mencopot besi yang menjadi penutup jembatan. Palang penutup yang ada di sisi timur dan barat dibongkar dengan mesin las. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016