Bojonegoro (Antara Jatim) - Desa Jari, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis), yang akan mengelola semburan lumpur bercampur gas dan air, sebagai objek wisata,  
     
Sekretaris Wilayah Kecamatan Gondang, Bojonegoro Basuki, Jumat, mengatakan, warga Desa Jari, sudah membentuk pokdarwis yang akan mengelola lokasi semburan lumpur bercampur gas dan air, sebagai objek wisata.
     
"Warga membentuk pokdarwis setelah di lokasi setempat diketahui ada semburan lumpur," ucapnya.
     
Tapi, katanya,  permasalahan muncul ketika Dinas ESDM memasang papan awas gas beracun dan tanah amblas di tiga lokasi di sekitar lokasi semburan.
     
"Pengunjung tidak berkurang, bahkan terus bertambah, baik pengunjung lokal maupun luar daerah," jelas dia.
     
Menurut dia, pengunjung yang datang ke lokasi semburan lumpur bercampur gas dan air, tidak hanya berfoto di lokasi, bahkan juga mendekat, menyaksikan semburan di kawasan sekitar 50 meter persegi itu. 
     
Sejauh ini, menrutu dia, sejak semburan ditemukan warga pada 7 April lalu, tidak pernah ada warga yang mengalami gejala keracunan gas beracun, misalnya, pusing, mual, atau pingsan.
     
"Kami sudah mengusulkan kepada Dinas ESDM untuk mencopot papan pengumuman awas bahaya gas beracun dan tanah amblas yang terpasang di tiga lokasi di Desa Jari," ucapnya, menegaskan.
     
Hal senada disampaikan Tim Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Yogyakarta, Dr. Jatmika Setiawan, yang mengunjungi lokasi setempat menyatakan bahwa gas yang keluar dari lokasi semburan Jari tidak berbahaya.
     
Oleh karena itu, ia mengatakan akan memberikan saran kepada Bupati Bojonegoro Suyoto, agar melepas papan pengumuman awas gas beracun dan tanah amblas di lokasi setempat.
     
"Saya akan memberikan saran secara tertulis hasil evaluasi yang kami lakukan di lokasi lengkap dengan penangananya," katanya, menegaskan.
     
Bahkan, menurut Jatmika, yang ahli tektonik itu, lokasi semburan di Jari, kalau ditata dengan baik, akan menjadi lokasi wisata yang mendukung pengembangan wisata alam "geoheritage petroleum" di Bojonegoro.         

"Lokasi Jari memberikan gambaran energi terbarukan, sebab selalu keluar gas yang terus menerus tidak bisa habis," ucapnya, menegaskan.
     
Ia menyarankan ada penanganan di lokasi semburan dengan memisahkan air yang keluar dengan semburan lubang gas, dengan mengalirkan ke selokan. 
     
Selain itu, di kawasan semburan diberi bambu, untuk menahan longsoran tanah lempung, yang dengan diperkuat dengan batu.
     
"Warga bisa mengerjakan secara gotong royong," ucapnya, menambahkan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016