Tulungagung (Antara Jatim) - Korban meninggal akibat demam berdarah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mencapai sembilan orang selama kurun Januari hingga pertengahan April 2016.
"Mungkin akibat terlambat penanganan sehingga penderita mengalami kejang, panas tinggi dan trombosit drop tidak stabil," kata Kasi Pemberantasan Penyakit Dinkes Tulungagung Didik Eka di Tulungagung, Senin.
Terakhir, kasus kematian akibat demam berdarah terjadi di Desa Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru.
Menurut Didik, korban yang masih berusia anak-anak di sekitar wilayah Kedungwaru itu sempat dibawa ke rumah sakit, namun tidak bertahan lama.
"Infonya sempat menjalani perawatan medis, namun rupanya tidak tertolong," ujarnya.
Didik mengatakan, laporan adanya DB di kawasan Kedungwaru sudah diterima sebelum adanya korban jiwa.
Pihak dinkes saat ini menjadwalkan kegiatan pengasapan atau fogging untuk memberantas perkembangan nyamuk aedes aegypti.
Data lain yang masuk, kata dia, ada sekitar tiga pasien DB yang dirawat di rumah sakit.
"Pagi tadi, petugas kami sudah melakukan fogging kawasan Rejoagung," ujarnya.
Kendati tidak semasif tahun lalu, Didik menyatakan saat ini dinkes belum mencabut status waspada demam berdarah.
"Kami patut waspada karena angka korban jiwa sejauh ini cukup banyak, sembilan orang," kata Didik.
Rinciannya, lanjut dia, dua korban DB meninggal pada Januari, Februari tiga korban, Maret tiga korban serta satu sisanya meregang nyawa pada April .(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Mungkin akibat terlambat penanganan sehingga penderita mengalami kejang, panas tinggi dan trombosit drop tidak stabil," kata Kasi Pemberantasan Penyakit Dinkes Tulungagung Didik Eka di Tulungagung, Senin.
Terakhir, kasus kematian akibat demam berdarah terjadi di Desa Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru.
Menurut Didik, korban yang masih berusia anak-anak di sekitar wilayah Kedungwaru itu sempat dibawa ke rumah sakit, namun tidak bertahan lama.
"Infonya sempat menjalani perawatan medis, namun rupanya tidak tertolong," ujarnya.
Didik mengatakan, laporan adanya DB di kawasan Kedungwaru sudah diterima sebelum adanya korban jiwa.
Pihak dinkes saat ini menjadwalkan kegiatan pengasapan atau fogging untuk memberantas perkembangan nyamuk aedes aegypti.
Data lain yang masuk, kata dia, ada sekitar tiga pasien DB yang dirawat di rumah sakit.
"Pagi tadi, petugas kami sudah melakukan fogging kawasan Rejoagung," ujarnya.
Kendati tidak semasif tahun lalu, Didik menyatakan saat ini dinkes belum mencabut status waspada demam berdarah.
"Kami patut waspada karena angka korban jiwa sejauh ini cukup banyak, sembilan orang," kata Didik.
Rinciannya, lanjut dia, dua korban DB meninggal pada Januari, Februari tiga korban, Maret tiga korban serta satu sisanya meregang nyawa pada April .(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016