Surabaya (Antara Jatim) - Dewan Energi Nasional mendorong pemanfaatan energi terbarukan sekaligus mensosialisasikannya ke masyarakat sebagai alternatif untuk keperluan sehari-hari, salah satunya pellet energi untuk memasak.

"Penggunaan dan pemanfaatan penggunaan energi alternatif harus segera direalisasikan," ujar Anggota Dewan Energi Nasional Dwi Hary Soeryadi di sela sosialisasi dan Survei Potensi Pasar Gassifikasi Biomassa berbasis Pellet Energi di Surabaya, Kamis.

Menurut dia, penggunaan bahan bakar menggunakan energi semakin berkurang dan tidak bisa diperbarui seiring terus meningkatnya penggunaan elpiji dan minyak tanah.

Ia mengaku tak akan berhenti mengkoordinasikan dan mendorong Pemerintah untuk lebih memperhatikan energi baru terbarukan.

Pellet energi merupakan bahan bakar yang berasal dari berbagai bahan bekas seperti serbuk gergaji kayu, sekam padi dan lainnya, yang penggunaannya membutuhkan kompor khusus untuk bisa digunakan memasak.

Penggunaannya sendiri, kata dia, memberikan beberapa keuntungan dibandingkan bahan bakar lain, antara lain lebih hemat karena bahan bakarnya murah dan lebih sehat karena tidak memunculkan asap.

"Bahan bakunya juga melimpah dan penggunaan energi ini lebih aman karena tidak ada risiko meledak," ucapnya.

Di sela sosialisasi di Kelurahan Manukan Wetan Surabaya, masyarakat diperkenalkan dan diharapkan mulai membiasakan memasak dengan penggunaan energi terbarukan tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jatim Dewi J Putriatni mengatakan pellet energi untuk bahan bakar sebenarnya sudah pernah diujicobakan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, bahan kompornya diproduksi secara massal oleh Universitas Brawijaya Malang.

Kendati demikian, lanjut dia, program percontohan dari Pemerintah Pusat ini nilai keekonomiannya dianggap kurang menarik dan suplainya kurang berkelanjutan.

"Harus diatur regulasinya oleh Pemerintah Pusat sehingga antara energi satu dan lainnya saling mengisi. Dengan demikian program diversivikasi bisa berjalan lebih baik," katanya.

Di sisi lain, kurang minatnya masyarakat menggunakan energi terbarukan ini disebabkan masih murahnya harga elpiji yang mendapat subsidi dari pemerintah. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016