Blitar (Antara Jatim) - Sekitar 500 ekor ayam petelur di Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mati setelah terendam banjir hingga sekitar 60 centimeter akibatnya peternak mengalami kerugian besar.

"Ayam yang mati usianya masih dua bulan. Ini karena banjir tadi malam," kata Eko Pramono, salah seorang pengelola ayam di Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Selasa.
     
Ia mengatakan, hujan deras terjadi sejak Senin (11/4) petang hingga tengah malam akibatnya air menggenangi daerah sekitar, termasuk kandang ternak  di Desa Karanggayam.
     
Ayam-ayam dalam kandang tanah sehingga ketika banjir,  terendam. Sekitar 2.000 ekor ayam terendam dan 500 ekor di antaranya mati. 

Banjir di desa tersebut hingga kini belum surut. Pekerja harus mencari satu per satu ayam yang mati tenggelam dan dikumpulkan menjadi satu untuk dikubur.
     
Selain memunguti satu per satu ayam yang mati tenggelam, sejumlah pekerja juga memindahkan pakan ternak yang masih bisa diselamatkan. Sedangkan ayam yang masih hidup,  dipindah ke tempat yang aman.

Ia mengaku belum bisa menghitung nilai kerugian akibat banjir tersebut, namun diperkirakan hingga puluhan juta. 

Banjir di Blitar melanda delapan desa di dua kecamatan Kabupaten Blitar, yaitu Kecamatan Srengat serta Wonodadi. Banjir itu terjadi diduga karena buruknya sistem irigasi, sehingga tidak bisa menampung air hujan.

Kepala Desa Karanggayam Nur Khamim mengemukakan banjir ini terjadi karena hujan deras yang terjadi sejak sore hingga malam sehingga saluran air yang ada tidak dapat menampung air dengan baik.

"Saluran air tidak berfungsi dengan baik. Banyak tanaman besar yang menyumbat, sehingga menghambat lajunya air ke muara," katanya. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016