Bojonegoro (Antara Jatim) - Warga Desa Sukorejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, membangun masjid secara swadaya dengan biaya mencapai Rp2,7 miliar.
Kepala Desa Sukorejo, Kecamatan Kota Bojonegoro Budi Suprayitno di Bojonegoro, Selasa menjelaskan pembangunan masjid yang diberi nama Babus Salam itu sudah berjalan sejak Oktober 2015 dengan dana awal Rp22 juta dari swadaya warga.
Dalam perkembangannya, lanjut dia, panitia mampu membeli tanah seluas 1.000 meter persegi senilai Rp1 miliar yang berasal dari bantuan warga.
"Kalau sekarang biaya pembangunan bangunan masjid sudah menghabiskan biaya sekitar Rp500 juta karena bangunannya sudah berdiri," katanya didampingi Ketua Pembangunan Masjid Babus Salam K.H. Masrukhin.
Sesuai data, bangunan Masjid Babus Salam berlantai dua memiliki luas 400 meter persegi dengan daya tampung sekitar 1.200 warga.
"Pembangunan masjid sekarang ini melibatkan sekitar 400 tenaga kerja, karena sedang mengecor lantai atas, di antaranya, ada 20 personel anggota Kodim 0813 dari Koramil Kecamatan Kota," katanya.
Menurut dia, anggota Koramil Kota yang ikut terlibat dalam pembangunan masjid itu tanpa memperoleh upah, karena bekerja sukarela.
"Warga bertekad dalam membangun masjid tanpa mengandalkan bantuan dari pemerintah kabupaten (pemkab), sebab ternyata dengan swadaya pembangunan masjid bisa berjalan," ujarnya.
Ia optimistis masjid yang baru dibangun itu, akan dimanfaatkan warga di sekitarnya, karena jarak antara pemukiman warga dengan lokasi masjid lainnya cukup jauh.
"Warga akan memanfaatkan, sebab di sekitar sini belum ada masjid yang besar. Sekarang di desa kami ada delapan masjid dan masjid yang baru dibangun ini yang terbesar," ucapnya.
Ia menyebutkan Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, yang memiliki penduduk sekitar 13.800 jiwa (sekitar 3.500 kepala keluarga), merupakan desa yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Bojonegoro.
Menjawab pertanyaan, baik Budi maupun Masrukhin, menyatakan belum tahu kapan pembangunan masjid selesai.
"Semua bergantung partisipasi warga di sekitarnya, termasuk warga lainnya. Kalau ada warga lain di luar desa membantu ya kita terima," ucap Masrukhin, menegaskan. (*)
Kepala Desa Sukorejo, Kecamatan Kota Bojonegoro Budi Suprayitno di Bojonegoro, Selasa menjelaskan pembangunan masjid yang diberi nama Babus Salam itu sudah berjalan sejak Oktober 2015 dengan dana awal Rp22 juta dari swadaya warga.
Dalam perkembangannya, lanjut dia, panitia mampu membeli tanah seluas 1.000 meter persegi senilai Rp1 miliar yang berasal dari bantuan warga.
"Kalau sekarang biaya pembangunan bangunan masjid sudah menghabiskan biaya sekitar Rp500 juta karena bangunannya sudah berdiri," katanya didampingi Ketua Pembangunan Masjid Babus Salam K.H. Masrukhin.
Sesuai data, bangunan Masjid Babus Salam berlantai dua memiliki luas 400 meter persegi dengan daya tampung sekitar 1.200 warga.
"Pembangunan masjid sekarang ini melibatkan sekitar 400 tenaga kerja, karena sedang mengecor lantai atas, di antaranya, ada 20 personel anggota Kodim 0813 dari Koramil Kecamatan Kota," katanya.
Menurut dia, anggota Koramil Kota yang ikut terlibat dalam pembangunan masjid itu tanpa memperoleh upah, karena bekerja sukarela.
"Warga bertekad dalam membangun masjid tanpa mengandalkan bantuan dari pemerintah kabupaten (pemkab), sebab ternyata dengan swadaya pembangunan masjid bisa berjalan," ujarnya.
Ia optimistis masjid yang baru dibangun itu, akan dimanfaatkan warga di sekitarnya, karena jarak antara pemukiman warga dengan lokasi masjid lainnya cukup jauh.
"Warga akan memanfaatkan, sebab di sekitar sini belum ada masjid yang besar. Sekarang di desa kami ada delapan masjid dan masjid yang baru dibangun ini yang terbesar," ucapnya.
Ia menyebutkan Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, yang memiliki penduduk sekitar 13.800 jiwa (sekitar 3.500 kepala keluarga), merupakan desa yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Bojonegoro.
Menjawab pertanyaan, baik Budi maupun Masrukhin, menyatakan belum tahu kapan pembangunan masjid selesai.
"Semua bergantung partisipasi warga di sekitarnya, termasuk warga lainnya. Kalau ada warga lain di luar desa membantu ya kita terima," ucap Masrukhin, menegaskan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016