Kediri (Antara Jatim) - Usaha kerajinan kain batik di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, terkendala minimnya sumber daya manusia (SDM), karenanya butuh kebijakan khusus untuk melatih kalangan remaja terhadap teknik membatik.
     
Salah seorang perajin kain batik, Faricha Chusnawati,  di Kediri, Minggu, mengakui saat ini mencari tenaga untuk membantu usaha kerajinan batiknya agak sulit karena tidak telaten mengerjakan motif-motif batik.
     
"Membuat kain batik memang harus telaten. Mulai membuat motif sampai proses canting. Namun, yang telaten proses cantingnya itu," kata warga Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri itu.    

Selama ini, katanya,  tenaga yang membantu pekerjaannya kebanyakan sudah dewasa, sementara untuk remaja hampir tidak ada. Beberapa kali pernah memberikan pelatihan pada remaja di desa tersebut, namun mereka tidak telaten, sehingga menyerah.
     
Padahal, kata dia, permintaan membuat kain batik lumayan banyak. Permintaan datang dari berbagai daerah baik dari lokal Kabupaten Kediri maupun dari berbagai daerah lain di Jatim. Biasanya, permintaan ada yang hingga ratusan kain, sehingga agak kesulitan tenaga. 
     
Ia mengatakan, dalam mengerjakan kerajinan batik tidak sendirian melainkan dengan rekannya di Dusun Paras, Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.  Usaha kerajinan itu dimulai pada 2014. Harga kain batik tulis yang ditawarkan minimal Rp250 ribu per dua meter.

Ia walnya belajar membatik dari sekolah dan kemudian dikembangkan dengan  mengikuti pelatihan-pelatihgan.
      
Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Kediri Haris Setiawan mengatakan pemerintah juga mempunyai beragam program pelatihan, salah satunya kerajinan. 
     
"Kalau pelatihan tentunya ada program. Namun, jadwal pastinya nanti dari dinas yang menjadwalkan," kata Haris. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016