Tulungagung (Antara Jatim) - Umat Buddha di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Minggu menggelar ritual "Fang Sheng", sebuah tradisi keagamaan melepas seribu ekor burung ke alam bebas dan ratusan ekor ikan lele di aliran Sungai Ngrowo.
Ritual yang dipusatkan di halaman Vihara Buddha Loka, Kota Tulungagung itu diikuti oleh ratusan umat Buddha setempat, sebagai rangkaian peribadatan "Magha Puja" yang merupakan salah satu hari raya dalam agama Buddha.
"Fang Sheng merupakan wujud kewelasasihan umat Buddha kepada semua makhluk hidup, yakni dengan melepas makhluk hidup (binatang) ke alam bebas," kata Ketua Panitia Ritual Fang Sheng, Willy Wibisono.
Ia menjelaskan, ritual pelepasan burung dan ikan lele tersebut didasari niat, harapan serta usaha untuk menolong sekaligus membebaskan makhluk hidup dari penderitaan.
"Kebajikan menghasilkan kebahagiaan, kejahatan menghasilkan penderitaan. Bila semua diawali kebaikan, maka akan memperoleh kepuasan dan kebahagiaan," tuturnya berfilosofi.
Willy menambahkan, Fang Sheng memiliki beberapa tujuan bagi yang mengimani, di antaranya untuk mendapat keselamatan, umur panjang, kebahagian, dan ketenangan hidup.
Menurutnya, dengan perbuatan baik itulah, umat manusia bisa terhindar dari marabahaya. "Intinya untuk kebaikan sesuai ajaran Buddha," ujarnya.
Willy menjelaskan, ritual Fang Sheng masuk dalam rangkaian "Magha Puja" yang merupakan salah satu hari raya agama Buddha.
Magha Puja untuk memperingati pertemuan besar saat purnama pada bulan Magha.
Pada bulan itu, tutur Willy, berkumpul 1.250 bhikkhu di Veluvana Arama, India.
Dalam Magha Puja itu ada empat ciri, yakni bikkhu berkumpul tanpa pemberitahuan, semua memiliki enam kekuatan gaib, sudah ditahbiskan dengan ucapan "Ehi Bhikkhu" dan Sang Buddha membacakan Ovada Patimokkha, paparnya.
"Ada tiga perintah dalam Ovada Patimokkha, di antaranya tinggalkan kejahatan, perbanyak kebaikan dan mensucikan hati dan pikiran," katanya menerangkan.
Ada dua bhikkhu yang memimpin ritual Fang Sheng di Vihara Buddha Loka tersebut, yaitu Bhikkhu Ciradhammo dan Bhikkhu Sukhito.
Sebelum dilepaskan, kedua bikkhu membacakan doa-doa diikuti pemeluk agama Buddha.
Selain datang dari berbagai penjuru Tulungagung, ritual Fang Sheng di Vihara Buddha Loka juga dihadiri umat dari daerah sekitarnya, seperti Kediri dan Blitar.
"Sebenarnya, yang utama dalam acara ini adalah Magha Puja dan Fang Sheng merupakan pelengkapnya," kata Willy yang menjabat sebagai Wakil Ketua II Dayaka Tulungagung tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Ritual yang dipusatkan di halaman Vihara Buddha Loka, Kota Tulungagung itu diikuti oleh ratusan umat Buddha setempat, sebagai rangkaian peribadatan "Magha Puja" yang merupakan salah satu hari raya dalam agama Buddha.
"Fang Sheng merupakan wujud kewelasasihan umat Buddha kepada semua makhluk hidup, yakni dengan melepas makhluk hidup (binatang) ke alam bebas," kata Ketua Panitia Ritual Fang Sheng, Willy Wibisono.
Ia menjelaskan, ritual pelepasan burung dan ikan lele tersebut didasari niat, harapan serta usaha untuk menolong sekaligus membebaskan makhluk hidup dari penderitaan.
"Kebajikan menghasilkan kebahagiaan, kejahatan menghasilkan penderitaan. Bila semua diawali kebaikan, maka akan memperoleh kepuasan dan kebahagiaan," tuturnya berfilosofi.
Willy menambahkan, Fang Sheng memiliki beberapa tujuan bagi yang mengimani, di antaranya untuk mendapat keselamatan, umur panjang, kebahagian, dan ketenangan hidup.
Menurutnya, dengan perbuatan baik itulah, umat manusia bisa terhindar dari marabahaya. "Intinya untuk kebaikan sesuai ajaran Buddha," ujarnya.
Willy menjelaskan, ritual Fang Sheng masuk dalam rangkaian "Magha Puja" yang merupakan salah satu hari raya agama Buddha.
Magha Puja untuk memperingati pertemuan besar saat purnama pada bulan Magha.
Pada bulan itu, tutur Willy, berkumpul 1.250 bhikkhu di Veluvana Arama, India.
Dalam Magha Puja itu ada empat ciri, yakni bikkhu berkumpul tanpa pemberitahuan, semua memiliki enam kekuatan gaib, sudah ditahbiskan dengan ucapan "Ehi Bhikkhu" dan Sang Buddha membacakan Ovada Patimokkha, paparnya.
"Ada tiga perintah dalam Ovada Patimokkha, di antaranya tinggalkan kejahatan, perbanyak kebaikan dan mensucikan hati dan pikiran," katanya menerangkan.
Ada dua bhikkhu yang memimpin ritual Fang Sheng di Vihara Buddha Loka tersebut, yaitu Bhikkhu Ciradhammo dan Bhikkhu Sukhito.
Sebelum dilepaskan, kedua bikkhu membacakan doa-doa diikuti pemeluk agama Buddha.
Selain datang dari berbagai penjuru Tulungagung, ritual Fang Sheng di Vihara Buddha Loka juga dihadiri umat dari daerah sekitarnya, seperti Kediri dan Blitar.
"Sebenarnya, yang utama dalam acara ini adalah Magha Puja dan Fang Sheng merupakan pelengkapnya," kata Willy yang menjabat sebagai Wakil Ketua II Dayaka Tulungagung tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016