Banyuwangi (Antara Jatim) - Ketika disebut pasar ikan, yang terlintas dalam pikiran kita adalah bau amis yang tidak nyaman dikunjungi, kecuali hanya untuk keperluan membeli lauk kaya kandungan protein itu.

Tapi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, justru menjadikan pasar ikan sebagai salah satu kegiatan dalam Festival Banyuwangi (B-Fest) 2016. Kegiatan ini tergolong baru karena tidak ada di tahun-tahun sebelumnya.

Festival pasar ikan akan digelar pada 15 Oktober di lokasi sentra penghasil ikan, yakni Pantai Muncar. Festival itu digelar sehari sebelum digelarnya acara tradisi petik laut masyarakat nelayan Muncar.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengemukakan bahwa festival pasar ikan dimaksudkan untuk mengeksplorasi kekayaan perikanan di wilayahnya, berikut hasil olahannya.

Ia bertekad lewat ajang itu pamor komoditas perikanan laut Banyuwangi akan terus naik. Pada ajang tersebut, pihaknya bisa mengajak wisatawan untuk mengenal berbagai jenis ikan di daerah selatan Banyuwangi itu.

"Lewat festival ini kami akan tunjukkan juga berbagai olahan hingga produk jadi perikanan, termasuk produk perikanan Banyuwangi yang sudah diekspor," kata Anas.

Menurut dia, produksi perikanan tangkap di Banyuwangi mencapai 60,46 juta kilogram pada 2014. Adapun perikanan budi daya mencapai 24,12 juta kilogram. Total nilai perdagangan untuk perikanan tangkap mencapai Rp1,01 triliun, sedangkan budi daya sebesar Rp844,89 miliar.

Masih di aspek laut, B-Fest 2016 ini juga menambah sajian baru dengan mengangkat dunia bawah laut, yakni "Underwater Festival" mulai 21 hingga 22 Mei. Di ajang ini Pemkab Banyuwangi memperkenalkan kekayaan terumbu karang dan ikan bagi mereka yang suka menyelam atau sekadar snorkling.

Objeknya ada di perairan Pantai Bangsring dan Pulau Tabuhan di wilayah utara Banyuwangi, selain di Teluk Banyu Biru. Ajang ini dinilai juga memuat nilai edukatif, khususnya mengenai pelestarian lingkungan laut bagi wisatawan dan masyarakat secara umum.

Selain ingin menunjukkan bahwa bawah air laut di Banyuwangi patut untuk dikunjungi, ajang ini juga bagian dari apresiasi pemerintah daerah kepada warganya yang telah berinisiatif melestarikan terumbu karang sehingga daerah itu kini menjadi tujuan wisata baru yang diminati warga.

"Akan kami tunjukkan bagaimana masyarakat di Pantai Bangsring melakukan konservasi, berinisiatif menanam dan melestarikan terumbu karang. Masyarakat di sana patut diapresiasi dan didukung," ujar Anas.

Di antara 50 lebih sajian, ajang baru yang lain dalam B-Fest 2016 ini antara lain "Banyuwangi International BMX" (2 April), Festival Arung Jeram (16-17 April), "Student Jazz Festival " (22 April), Festival Padu (22 Juni), Festival Merdeka (1-31 Agustus), Festival pelayanan Publik (9-12 Agustus), dan Festival Ramadhan (8-28 Juni).

Ada juga Festival Pelayanan Publik yang digelar untuk mengenalkan berbagai pelayanan publik terbaru di mana masyarakat diikutkan untuk turut menciptakan pelayanan yang transparan dan akuntabel.

Festival ini, kata Anas, sekaligus menjadi wadah bagi pemerintah daerah untuk menampung semua masukan dari publik mengenai pelayanan pemerintah daerah yang lebih baik lagi.

Untuk pertunjukan musik, yang tergolong baru adalah Festival Lagu Using (17-19 November). Akan ada pula Ijen Summer Jazz yang digelar tiga kali dalam setahun (30 Juli, 10 September, 22 Oktober) di salah satu resor di dekat kaki Gunung Ijen.

Selain itu ada juga Festival Arung Jeram pada 16-17 April untuk semakin mempromosikan destinasi baru petualangan di daerah berjuluk "The Sunrise of Java" itu, yakni Sungai Badeng yang kini mulai ramai dikunjungi wisatawan.

Sementara kegiatan yang tergolong baru dan berbasis budaya adalah tradisi arung kanal, tradisi Puter Kayun, dan Petik Laut Muncar.

Bupati Abdullah Azwar Anas mengemukakan bertambahnya kegiatan dalam setiap perhelatan tahunan itu ditujukan agar kunjungan wisatawan ke daerahnya menjadi lebih lama dan tentu lebih banyak.

Menurut dia, wisatawan yang awalnya hanya ingin melihat kegiatan wisata budaya bisa didorong untuk juga melihat berbagai tujuan wisata yang lain, sehingga lama kunjungan pun meningkat.

"Otomatis, uang yang dibelanjakan di Banyuwangi juga bertambah. Lebih dari itu, kami juga ingin mengenalkan betapa beragamnya potensi wisata di Kabupaten Banyuwangi ini," ujarnya.

Sementara Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko menambahkan bahwa kini mulai muncul inisiatif dunia usaha untuk ikut berpartisipasi mempromosikan daerah lewat festival ini.

"Ini tren baru dan merupakan iklim yang bagus," katanya.

Menurut dia, untuk kegiatan musik, mulai dari jazz hingga musik khas Banyuwangi dalam Festival Lagu Using sepenuhnya dihelat oleh Java Banana, dunia usaha yang bergerak di bidang resor.

Ia juga menegaskan bahwa festival yang sudah lama digelar dan saat ini sudah terlihat dampaknya di masyarakat tetap dipertahankan, seperti Festival Toilet Bersih, Festival Sedekah Oksigen, Festival Sungai Bersih, dan Festival Kuliner.

Untuk kuliner, tahun ini mengangkat sego cawuk setelah tahun sebelumnya ada rujak soto dan nasi tempong.

Ya, pemerintah daerah perlu mengangkat kekayaan kuliner agar semakin dikenal dan depot-depot laris dikunjungi saat wisatawan datang ke Banyuwangi. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016