Surabaya (Antara Jatim) - Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Sumardi, Gubernur Jatim Soekarwo dan Ketua DPRD Jatim Halim Iskandar mengharapkan suporter bola di provinsi itu bisa rukun, termasuk suporter Surabaya dan Malang.

Harapan itu terungkap dalam acara "Kumpul Bareng" yang bertajuk "Forum Silaturahmi Pecinta Sepak Bola di Jawa Timur" dan dihadiri Kapolres se-Jatim, Bupati/Wali Kota se-Jatim, Dandim se-Jatim, dan suporter bola Jatim di Gedung Mahameru Mapolda Jatim, Rabu.

"Suporter cenderung belum bisa rukun, kompak dan menjalin kebersamaan, sehingga masih ada tawuran antarsuporter, padahal semua penggemar atau pecinta sepak bola ingin bisa menikmati tontonan tanpa ada tawuran, baik antarpemain maupun antarsuporter," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji.

Ia menegaskan bahwa Jawa Timur itu merupakan "gudang" atlet, termasuk sepak bola dan juga banyak klub. Dalam pertemuan itu tampak hadir pecinta sepakbola dari Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Malang, Lamongan, Kediri, Madiun, Madura, Pasuruan, dan Banyuwangi.

"Kalau semua itu tidak dipahami, maka para penonton atau suporter ribut terus, padahal orang yang dimusuhi itu jelas temannya sendiri. Mosok karo konco dewe gegeran (masak, dengan teman sendiri berkelahi). Kalau rusuh, kami tidak akan memberi izin bertanding," katanya.

Untuk itu, jenderal polisi berbintang dua tersebut menyatakan Forum Silaturahmi Pecinta Sepak Bola di Jawa Timur itu akan menjadi ikhtiar menghindari permusuhan antarsupoter, khususnya Bonek dengan Aremania. "Acara ini bisa dilaksanakan tiga bulan sekali," katanya.

Senada dengan itu, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Sumardi menyinggung soal pelat nomor N (Malang) yang tidak berani masuk wilayah Surabaya dan sebaliknya pelat nomor kendaraan L (Surabaya) juga tidak berani ke Malang.

"Itu kan namanya masih tetap saling bermusuhan antara suporter Bonek dan Aremania. Ingat, kita ini sama-sama warga Jawa Timur. Jalin kebersamaan dan kekompakan. Kita semua juga satu kata bahwa Jawa Timur Kondusif," kata Pangdam V.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menegaskan bahwa sebaiknya untuk mengatasi antarsuporter perlu dibentuk forum agar semua suporter sepak bola bisa saling memahami tentang pentingnya kebersamaan dan kekompakan, termasuk gotong royong.

"Kalau pentingnya kebersamaan itu bisa dipahami antarsuporter, maka tidak ada lagi tawuran antarsuporter. Semua warga Jawa Timur itu ibarat saudara sendiri. Kami minta semua suporter bisa menjadikan Jawa Timur tetap kondusif," katanya.

Oleh karena itu, Soekarwo mendukung forum silaturahmi pecinta sepak bola di Jatim itu, bahkan perlu segera ditindaklanjuti dengan membentuk tim kecil yang langsung dipimpin oleh Kapolda, Pangdam, Kejati, Bupati, dan Kapolres. (*)kata Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji.

Ia menegaskan bahwa Jawa Timur itu merupakan "gudang" atlet, termasuk sepak bola dan juga banyak klub. Dalam pertemuan itu tampak hadir pecinta sepakbola dari Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Malang, Lamongan, Kediri, Madiun, Madura, Pasuruan, dan Banyuwangi.

"Kalau semua itu tidak dipahami, maka para penonton atau suporter ribut terus, padahal orang yang dimusuhi itu jelas temannya sendiri. Mosok karo konco dewe gegeran (masak, dengan teman sendiri berkelahi). Kalau rusuh, kami tidak akan memberi izin bertanding," katanya.

Untuk itu, jenderal polisi berbintang dua tersebut menyatakan Forum Silaturahmi Pecinta Sepak Bola di Jawa Timur itu akan menjadi ikhtiar menghindari permusuhan antarsupoter, khususnya Bonek dengan Aremania. "Acara ini bisa dilaksanakan tiga bulan sekali," katanya.

Senada dengan itu, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Sumardi menyinggung soal pelat nomor N (Malang) yang tidak berani masuk wilayah Surabaya dan sebaliknya pelat nomor kendaraan L (Surabaya) juga tidak berani ke Malang.

"Itu kan namanya masih tetap saling bermusuhan antara suporter Bonek dan Aremania. Ingat, kita ini sama-sama warga Jawa Timur. Jalin kebersamaan dan kekompakan. Kita semua juga satu kata bahwa Jawa Timur Kondusif," kata Pangdam V.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menegaskan bahwa sebaiknya untuk mengatasi antarsuporter perlu dibentuk forum agar semua suporter sepak bola bisa saling memahami tentang pentingnya kebersamaan dan kekompakan, termasuk gotong royong.

"Kalau pentingnya kebersamaan itu bisa dipahami antarsuporter, maka tidak ada lagi tawuran antarsuporter. Semua warga Jawa Timur itu ibarat saudara sendiri. Kami minta semua suporter bisa menjadikan Jawa Timur tetap kondusif," katanya.

Oleh karena itu, Soekarwo mendukung forum silaturahmi pecinta sepak bola di Jatim itu, bahkan perlu segera ditindaklanjuti dengan membentuk tim kecil yang langsung dipimpin oleh Kapolda, Pangdam, Kejati, Bupati, dan Kapolres. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016