Jember (Antara Jatim) - Universitas Jember, Jawa Timur, kehilangan seorang guru besar sekaligus budayawan yang gigih berkarya selama hidupnya Prof Ayu Sutarto, kata Rektor Universitas Jember M. Hasan di sela pemakaman almarhum di Jember, Selasa.
Prof Ayu Sutarto meninggal dunia di rumahnya Jalan Sumatera, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, karena stroke dan sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Jember Klinik selama dua bulan lebih, bahkan menjalani tiga kali operasi.
"Tidak hanya Universitas Jember yang kehilangan beliau, tapi Jember, Jawa Timur, Indonesia bahkan ASEAN. Oleh karena itu, mari kita lanjutkan perjuangan beliau," kata Hasan dalam pidato pelepasan jenazah almarhum di Masjid Al-Hikmah Kampus Universitas Jember.
Guru besar kelahiran Pacitan 21 September 1949 itu dikenal sebagai ilmuwan sekaligus budayawan yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan seni dan tradisi, buktinya banyak karya ilmiahnya berupa tulisan dan buku yang mengupas seni dan tradisi Indonesia.
Buku Kamus Budaya dan Religi Tengger, Kamus Budaya dan Religi Using, Mulut Bersambut: Sastra Lisan dan Folklor Lisan Sebagai Instrumen Politik Pada Era Soekarno dan Soeharto, dan karya-karya lainnya.
"Almarhum sebagai guru bagi banyak pendidik di Universitas Jember dan ilmuwan cumlaude budayawan yang gigih berkarya," katanya.
Wakil Bupati Jember, Abdul Arief Muqiet mengaku sangat dekat dengan almarhum karena sering berkomunikasi dan berdiskusi, bahkan meminta pertimbangan almarhum dalam menyelesaikan sebuah masalah.
"Beliau adalah sosok budayawan yang sangat sederhana, bersahaja dan selalu menerapkan ilmunya dalam praktek kehidupan sehari-hari," tuturnya.
Ia mengatakan kesederhanaan dan kepribadian yang tulus almarhum menjadi inspirasi bagi semua orang untuk selalu hidup sederhana dan berbuat baik kepada sesama manusia.
Sementara salah seorang sahabat almarhum dari Belanda yand datang ke rumah duka, Robert Wessing mengatakan almarhum adalah akademisi yang selalu peduli terhadap anak-anak kurang mampu.
"Almarhum baik hati dan memiliki kepedulian yang besar terhadap pengembangan daya kreativitas anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Hal itu dibuktikan dengan menjadikan rumah pribadinya sebagai perpustakaan sekaligus ruang bermain. Kiprahnya membina anak-anak itu diwadahi melalui Yayasan Untukmu Si Kecil," katanya.
Prof Ayu Sutarto meninggalkan satu istri Ny Suprapti dan empat anaknya yakni Rah Pandan Wangi Sekarbumi, Rah Lintang Sekar Langit, Ken Sakuntala Janur Rahina, dan Ken Melati Munding Sari, serta empat cucu.
"Saya ikhlas melepas kepergian Pak Ayu karena mungkin itu sudah takdir yang digariskan Allah SWT," kata istri Prof Ayu, Suprapti.
Jenazah budaywan yang menjadi anggota sastra Asia Tenggara itu dimakamkan di tempat pemakaman keluarga di sekitar rumah duka di Jalan Sumatera, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016