Kediri (Antara Jatim) - FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kota Kediri, Jawa Timur, menyebutkan "LGBT" (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) bisa disembuhkan dengan bimbingan.

"Mereka membutuhkan bimbingan dan seharusnya mereka tidak dimusuhi, tapi diarahkan. Itu yang menjadi harapan kami," kata Ketua FKUB Kota Kediri Salim di Kediri, Sabtu.

Ia mengatakan komunitas LGBT tersebut mempunyai potensi besar untuk kembali pada kehidupan normal. Ia pun yakin, mereka bisa disembuhkan. LGBT seperti mereka yang terkena narkotika, dimana jika ada dampingan serta keinginan untuk sembuh pasti bisa kembali pada kehidupan normal. 

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Kediri Ebiyanto mengatakan LGBT bisa melanda pada semua usia baik yang sudah dewasa, remaja, bahkan anak kecil. Adanya masalah orientasi seksual itu juga bisa terjadi karena banyak hal, salah satunya terpengaruh lingkungan.

Ia berharap, munculnya LGBT tersebut tidak semakin bertambah. Ia pun berharap, jika merasa mengalami perubahan orientasi seksual, cukup hanya diketahui diri sendiri dan tidak menyebarkan ke orang lain. 

"Orientasi itu bisa sejak kecil, maupun muncul saat dewasa. LGBT menular atau tidak, yang jelas stop hanya pada diri sendiri dan tidak sebarkan orang lain," tegasnya.

Ebiyanto mengaku belum mengadakan penelitian lebih lanjut tentang komunitas LGBT di Kediri. Komunitas tersebut sangat tertutup dan anggota komunitas pun juga tidak terlalu terbuka. 

Namun, ia mengaku justru memberikan apresiasi pada komunitas HIV/AIDS di Kediri yang dinilai lebih terbuka. Mereka juga bersedia untuk berobat dan ikut mengkampanyekan untuk HIV/AIDS. Ia berharap, komunitas LGBT pun juga demikian, ikut mempunyai angan-angan dan selesai di dirinya sendiri. 

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Kediri Lilik Muhibbah menegaskan pemerintah kota tidak pernah mendukung adanya LGBT. Namun, ia pun mengakui pemerintah kota memberikan perhatian pada kelompok transgender, namun lebih pada dukungan untuk pemeriksaan kesehatan bukan pada adanya kelompok tersebut. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016