Bondowoso (Antara Jatim) - Seorang perajin di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur membuat berbagai produk, seperti wadah tisu, kap lampu dan lainnya dengan bahan dasar dari kulit kayu manis.

"Orang seni itu kan memang selalu mencari sesuatu yang baru. Ide membuat kerajinan ini muncul saat istri saya membuat minuman, yaitu setup pisang yang baunya harum," kata Frans Subijakto, seorang perajin saat ditemui di Bondowoso, Kamis.

Ia menjelaskan bahwa dari kulit kayu manis yang biasanya digunakan untuk bahan minuman dan masakan khas Arab atau India itu bisa dibuat kerajinan untuk tempat minuman gelas, kap lampu, tempat pensil, tempat sendok atau garpu dan lainnya.

"Saya baru dua bulan ini membuat barang dari kulit kayu manis. Bulan pertama laku 70-an buah barang dan Februari ini sudah hampir 50 barang yang terjual. Karena baru, pembelinya lebih banyak Bondowoso sendiri dan Jember," kata pemilik Galeri Flodista ini.

Menurut dia, semua barang kerajinan produksinya selama ini biasa dikirim ke Yogyakarta, Bandung dan Batam. Untuk produksi dari kulit kayu manis memang belum dikenal oleh pembeli langganannya di tiga kota besar tersebut.

"Nanti awal Maret 2016, kami akan ikut pameran di Batam. Saya akan bawa produk dari kulit kayu manis ini, mungkin sekitar 150 buah. Sekalian ini untuk perkenalan ke pasar Singapura dan Malaysia," katanya.

Ia mengemukakan bahwa kelebihan produknya dari kulit kayu manis ini adalah pada unsur baunya. Apalagi, bau kayu manis ini juga memiliki efek terapis atau yang dikenal dengan aroma terapi.

"Baunya ini tidak akan hilang karena ini kayu manis asli. Kalau kipas dari kayu cendana itu kan banyak yang tidak asli sehingga beberapa bulan saja baunya sudah hilang. Kalau produk saya ini, untuk memunculkan baunya kalau sudah lama, tinggal diampelas sedikt saja sudah muncul lagi," tuturnya.

Untuk di tokonya di Bondowoso, ia menjual barang dari kulit kayu manis itu sekitar Rp75.000 dan yang paling mahal kap lampu, yakni Rp300 ribu. Tapi kalau di luar daerah tentu harganya beda," ucapnya.

Frans mengakui bahwa barang dari kulit kayu manis ini cenderung lebih mahal karena bahan dasarnya. Dari 1 kg kayu manis, yang bisa dipakai hanya sekitar 6,5 ons, selebihnya rusak karena mudah sekali patah.

"Jadi banyak juga yang terbuang. Tapi limbahnya itu masih bisa dijual lagi karena masih bisa digunakan untuk bahan makanan dan minuman tadi," katanya. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016