Surabaya (Antara Jatim) - Kawasan perumahan elit di Kota Surabaya bagian barat seperti G Walk, Citraland, Pakuwon, dan juga Graha Familiy terendam banjir setinggi 1 meter saat hujan deras, Rabu malam.
     
Kepala Bakesbanglinmas Kota Surabaya Soemarno mengakui bahwa intensitas hujan Rabu sore hingga malam memang termasuk sangat tinggi. 
     
"Kalau untuk penanganan tentu kita maksimalkan pompa-pompa yang ada di Surabaya Barat. Semua dipakai untuk bisa mengalirkan air ke sungai agar bisa menyedot air yang masuk ke perumahan dan juga perkampungan,” kata Soemarno.
     
Selain perumahan elit, hujan yang turun selama kurang lebih dua jam tersebut berhasil menggenangi sejumlah wilayah mulai dari Simojawar, Lidah Kulon, Manukan, Lontar dan juga kawasan Sukomanunggal.
     
Soemarno mengatakan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan dinas teknis terkait yaitu Dinas PU Bina Marga dan Pematusan untuk segera melakukan penangangan. Baik itu pemeliharaan saluran drainase dan juga pengerukan sungai yang terdekat di wilayah yang terkena banjir.
     
Selain itu, sempat tersiar kabar bahwa ada korban jiwa di Simojawar saat banjir melanda, namun Soemarno menyangkal hal tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya sedang menelusuri. 
     
"Belum ada konfirmasi, yang jelas korban jiwa itu ditemukan di sawah. Ini kami juga sedang membantu mengurus ke rumah duka," ujar Soemarno.
     
Sementara itu, anggota Komisi C DPRD Surabaya Vinsensius Awey menyatakan bahwa kota Surabaya tahun ini sangat gagal dalam melakukan penanganan banjir. 
     
Ia mengatakan lahan serapan berupa pengairan atau sawah di Surabaya kini sudah berubah fungsi menjadi kawasan pemukiman menengan atas.
    
 "Lahan lahan serapan kini sudah semakin sedikit ditemukan. Kawasan pinggiran disulap  jadi kawasan kota metropolitan. Sedangkan disisi lain pemkot masih belum bisa melakukan penanganan untuk antisipasi banjir," tegas Awey.
      
Politiasi Nasdem ini menambahkan, menurutnya kondisi banjir tahun ini lebih parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebab perumahan elit yang selama ini tidak pernah digenangi air sudah kelam oleh genangan air setinggi mobil mereka yang diparkir di depan rumah. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016