Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan kasus kematian  18 ayam di Desa Wedi, Kecamatan Kapas, bukan akibat terserang flu burung, tapi kemungkinan terserang tetelo (newcastle disease).
     
"Kasus kematian sekitar 18 ayam warga di Desa Wedi, Kecamatan Kapas, kemungkinan terserang "tetelo",  bukan flu burung," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro Ardiono, di Bojonegoro, Selasa.
     
Ia menjelaskan, pihaknya menerima laporan adanya kematian ayam milik warga di Desa wedi, Kecamatan Kapas, pekan lalu. Sesuai laporan itu, petugas langsung datang ke lokasi warga yang melapor ayamnya mati.
     
Hanya saja, lanjut dia, petugas yang datang ke lokasi tidak sempat melakukan pemeriksaan ayam yang mati untuk melakukan pemeriksaan cepat terkait kemungkinan terserang flu burung, karena sudah dikubur.
     
"Dari hasil penjelasan yang diterima petugas kemungkinan ayam yang mati itu terserang tetelo, bukan flu burung," jelas dia.
     
Apalagi, lanjut dia, Kematian sekitar 18 ekor ayam di Desa Wedi itu, tidak bersamaan, tapi dalam dua pekan. 
     
"Meskipun  bukan flu burung, petugas melakukan penyemprotan dengan "disinfectan" di kandang pemilik ayam yang mati," jelas dia.
     
Sebelum itu, lanjut dia, juga diterima laporan ada sekitar empat ekor ayam pedaging milik warga di Desa Trucuk, Kecamatan Trucuk, yang mati. Dari hasil pemeriksaan petugas kematian ayam pedaging itu, bukan flu burung.
     
"Kami tidak menemukan kasus flu burung dalam dua bulan terakhir. Bahkan, tahun lalu juga tidak ditemukan kasus flu burung," ucapnya, menegaskan.
     
Kepastian tidak ada kasus flu burung tahun lalu, katanya, juga berdasarkan uji laboratorium kepada ayam yang ditemukan mati mendadak di sejumlah lokasi.
     
Lebih lanjut ia menjelaskan mengantisipasi penyebaran flu burung yang menyerang unggas, tetap dilakukan dengan mengalokasikan pengadaan vaksin flu burung sebanyak 150 ribu dosis, di dalam APBD 2016.
     
Pengadaan vaksin flu burung itu, lanjut dia, menurun dibandingkan pengadaan vaksin flu burung tahun lalu, dengan jumlah 200 ribu dosis, ditambah bantuan dari APBN dan APBD Provinsi Jawa Timur, dengan jumlah 65.000 dosis.
     
"Jumlah vaksin flu burung bantuan dari Pemerintah Pusat dan Pemrov Jawa Timur, tahun ini belum tahu," ucapnya.
     
Sesuai data, jumlah ayam buras/kampung 1.040.101 ekor, itik 73.941 ekor, mentok 43.508 ekor, dan burung puyuh 40.990 ekor. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016