Kediri (Antara Jatim) - PT Gudang Garam, Tbk, Kediri, Jawa Timur, mengutamakan pegawai lokal atau dalam negeri ketimbang merekrut pegawai asing di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dimulai awal 2016.
     
"Bagaimanapun juga kami tetap punya komitmen. Jika mengambil yang dari dalam negeri bisa mengapa harus dari luar negeri," kata Wakil Direktur Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Umum PT Gudang Garam Tbk Kediri Slamet Budiono di Kediri, Sabtu.
     
Ia mengatakan tantangan di era MEA ini juga cukup dirasakan terutama untuk tenaga kerja. Untuk itu di era MEA ini, Gudang Garam lebih mengutamakan kualitas dan profesionalisme bagi calon karyawan. 
     
"MEA ini menjadikan calon karyawan supaya lebih kompetitif. Namun, di GG tidak ada karyawan asing, hanya dari pabrikan yang melayani purna jual mesin," katanya.
     
Jumlah pekerja di pabrik rokok PT Gudang Garam, Tbk, Kediri sekitar 36 ribu yang tersebar di berbagai sektor baik di dalam kantor maupun di bagian produksi. Dari jumlah tersebut, mayoritas pekerja di pabrik rokok tersebut adalah perempuan.
     
Sementara itu, Kantor Imigrasi Kelas III KEdiri juga intensif melakukan pengawasan pada pekerja asing, terutama di era MEA ini. Imigrasi memantau pekerjaan serta izin bekerja dari warga asing yang berada di wilayah kantor tersebut.
     
Kasubsi Pengawasan dan Penindakan Kantor Imigrasi Kelas III Kediri Abdillah Saefudin mengatakan ada sekitar 350 warga asing yang terdata di kantor. Mereka merupakan pekerja, mahasiswa maupun santri dan mayoritas tinggal di Kediri.
     
Untuk pekerja asing yang terdata, Abdillah mengatakan hanya ada sekitar 15 orang yang tersebar di sejumlah perusahaan baik di Kediri, Jombang, serta Nganjuk. 
     
Abdillah memprediksi jumlah pekerja asing akan semakin banyak, menyusul dengan relokasi sejumlah perusahaan yang semula berasal dari sejumlah daerah industri misalnya Sidoarjo dan Surabaya pindah ke Kabupaten Nganjuk. 
     
"Saat ini banyak perusahaan dari Surabaya dan Sidoarjo yang telah merelokasi pabriknya di Nganjuk. Ini karena UMK Nganjuk lebih murah," ujarnya. 
     
Awal Februari lalu, Kantor Imigrasi Kelas III Kediri juga memulangkan empat pekerja asing asal Tiongkok karena masalah surat. Mereka memanfaatkan visa berkunjung liburan untuk bekerja sebagai tenaga ahli pembangunan tol Kertosono-Solo yang hingga kini belum selesai pengerjaannya. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016