Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jawa Timur, menyatakan puluhan rumah warga di sejumlah lokasi di Desa Kuncen dan Sumberrejo di Kecamatan Padangan, terancam longsor, karena jaraknya sudah dekat dengan tebing Bengawan Solo.

"Ada dua rumah warga di Desa Kuncen, yang jaraknya sudah di tepi tebing Bengawan Solo, sehingga harus segera direlokasi," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Jumat.

Ia menjelaskan kalau banjir luapan Bengawan Solo, kembali melanda daerahnya, besar kemungkinan dua rumah warga itu akan longsor dan hanyut.

Oleh karena itu, ia akan meminta penghuni dua rumah yang terancam longsor itu, bersedia pindah ke lokasi lainnya. 
 
"Kami akan meminta pihak kecamatan dan desa merelokasi penghuni dua rumah di Desa Kuncen, yang sudah berada di tepi Bengawan Solo dengan mengambil lokasi di tanah desa atau tempat lainnya," jelas dia.

Di sejumlah lokasi lainnya di kedua desa itu, lanjut dia, puluhan rumah jaraknya dengan tebing Bengawan Solo, hanya berkisar 5-10 meter.

"Di lima lokasi di kedua desa itu semuanya padat pemukiman. Jumlahnya, bisa puluhan rumah," kata Wakil Komandan Tim Reaksi cepat (TRC) BPBD Agus Salim, yang mengaku sudah meninjau ke lokasi, Kamis (11/2).

Sesuai keterangan yang diperoleh dari warga, katanya, tanah warga di lima lokasi itu, selalu longsor setiap tahunnya, terutama setelah banjir luapan Bengawan Solo, surut. 

"Ada satu lokasi di Desa Kuncen, yang hanya dalam tiga  tahun mengalami longsor sepanjang  100 meter," jelas dia.

Namun, menurut dia, tanah warga lainnya yang lokasinya di utara Bengawan Solo, justru bertambah, disebabkan tanah di selatannya di kedua desa itu longsor.

"Saya kurang tahu pasti penyebab mudahnya tanah di lokasi setempat longsor," ucapnya.

BPBD, lanjut Andik, juga mewaspadai ancaman bencana tanah longsor selama musim hujan, selain banjir luapan Bengawan Solo, dan angin kencang. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016