Malang, (Antara Jatim) - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna menemui keluarga korban jatuhnya pesawat tempur Super Tucano di Jalan LA Sucipto Kota Malang, Jawa Timur, Rabu.

KSAU mengunjungi rumah korban jatuhnya pesawat Mujianto (50) selama hampir 30 menit. Di rumah korban, Agus bertemu dengan Oki, anak dari korban (Mujianto) dan berbincang-bincang dengan Oki, namun tidak diketahui pasti hasil pembicaraan tersebut, karena awak media dan warga dilarang medekat.

Jatuhnya pesawat Super Tucano tersebut mengakibatkan tiga orang meninggal, termasuk ibu Oki, Irma Wahyuningtyas (47). Selain itu, korban meninggal lainnya adalah pilot pesawat Mayor Pnb Ivy Safatillah dan Nurcholis, warga Blitar yang kos di rumah Irma (istri pemilik rumah Mujianto).

Saat melihat lokasi dan menemui keluarga korban, KSAU ditemani beberapa pejabat tinggi dari TNI AU dan Polisi. Namun, ketika ditanya soal penyebab jatuhnya pesawat, KSAU mengatakan masih akan melakukan evaluasi. "Saya baru lihat dan akan melakukan evaluasi bagaimana jatuhnya pesawat itu. Saat ini masih proses evakuasi badan pesawat," katanya.

Ia mengatakan evaluasi akan dilakukan di Bandara Abd Saleh Malang selama kurang lebih satu jam ke depan. "Jadi saya baru bisa memberikan pernyataan resmi sekitar pukul 17.00 WIB di Lanud Abd Saleh," ujarnya.

Dalam sepuluh tahun terakhir ini, telah terjadi lima kali kecekalaan pesawat milik Lanud Abdurrahman Saleh Malang. Lima kali musibah kecelakaan pesawat tersebut membuat Lanud ABd Saleh kehilangan empat pesawat dengan total korban 35 orang anggota TNI dan awak pesawat serta 14 warga sipil.

Kelima kecelakaan pesawat tersebut terjadi pada 22 Juli 2005. Pesawat tempur taktis OV-10 Bronco TT-1011 jatuh di Gunung Limas, Desa Gadingkembar, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Dalam kecelakaan tersebut menewaskan Mayor (Penerbang) Robby Ibnu Robert dan Letnan Dua (Penerbang) Harchus Aditya Wing Wibawa.

Selanjutnya, 23 Juli 2007, OV-10 Bronco TT-1014 jatuh di ladang tebu Desa Bunut Wetan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Dan, lokasi kejadian hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer dari ujung landasan pacu Lanud Abdurrachman Saleh. Korban meninggal dalam musibah itu adalah Letda (Pnb) Eliseus Quinta Rumiarsa. Sedangkan Mayor (Pnb) Danang Setyabudi (instruktur) berhasil menyelamatkan diri dengan kursi pelontar.

Kecelakaan ketiga dialami pesawat CASA C-212-200. Pesawat bernomor register A-2106 ini jatuh di Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,  26 Juni 2008. Pesawat jatuh saat melakukan misi uji coba kamera baru dari Dinas Survey dan Pemotretan Udara TNI Angkatan Udara. Sebanyak lima anggota TNI AU dan 13 penumpang tewas dalam kecelakaan tersebut.

Sementara kecelakaan keempat adalah kecelakaan yang menimpa pesawat Hercules C-130 bernomor register A-1310 di Medan, Sumatera Utara, pada 30 Juni 2015. Total penumpang 22 orang. Kru pesawat ada 12 orang dan 110 penumpang.

Dan, terakhir adalah pesawat Super Tucano yang sedang "test flight" jatuh di permukiman warga di Jl LA Sucipto Gg XII Kota Malang, Jawa Timur, sekitar pukul 10.12 WIB. Pesawat yang dipiloti Mayor (Pnb) Ivy Safatillah dan Ko-pilot Pelda Saiful ini jatuh dan menewaskan dua warga sipil serta pilot pesawat.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016