Jember (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengimbau warga di kabupaten setempat untuk mewaspadai banjir dan tanah longsor karena curah hujan cukup tinggi selama beberapa hari terakhir.

"Kami mendapatkan informasi dari Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) yang memprediksi curah hujan cukup tinggi di Jember selama Februari 2016," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jember, Mahmud Rizal, di Jember, Sabtu.

Menurutnya, cuaca ekstrem dengan intensitas curah hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi selama beberapa hari ke depan karena pihak BPBD selalu mendapat peringatan dini tentang cuaca dari BMKG Juanda.

"Ketika BPBD mendapat peringatan dini tentang cuaca ekstrem, maka informasi itu akan diteruskan ke kecamatan hingga desa untuk disampaikan kepada masyarakat, sehingga dapat diwaspadai sejak dini adanya ancaman bencana itu," tuturnya.

Ia mengatakan puncak curah hujan diprediksi terjadi selama bulan Februari 2016 di Kabupaten Jember, namun tidak setiap hari diguyur hujan deras disertai angin kencang dan petir.

"Intensitas curah hujan saat ini di Jember sebesar 400 milimeter yang merupakan curah hujan kategori tinggi, namun hal tersebut lebih rendah dibandingkan tahun lalu karena puncak curah hujan saat itu mencapai 500 milimeter," paparnya.

Sementara Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember, Heru Widagdo mengatakan selama dua pekan terakhir tercatat sejumlah wilayah dilanda banjir dan tanah longsor.

Banjir menggenangi rumah warga di Desa Bagorejo dan Kepanjen, Kecamatan Gumukmas, serta Desa Mlokorejo, Kecamatan Puger terjadi pada Rabu (3/2) dengan ketinggian air berkisar 50 cm hingga 1 meter lebih. 

"Rumah warga yang terendam di Desa Bagorejo sebanyak 212 kepala keluarga, sedangkan di Desa Mlokorejo sebanyak 90 KK, dan Desa Kepanjen sebanyak 50 KK," tuturnya.

Sedangkan di Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang tercatat sebanyak 10 rumah yang terendam air dengan ketinggian 40-60 cm akibat luapan sungai setempat hingga menggenangi jalan raya dan pemukiman.

"Tidak ada korban jiwa dalam kejadian bencana banjir karena BPBD bersama Satuan Petugas Khusus dan Tim Reaksi Cepat Bencana mengungsikan warga yang terdampak dengan menggunakan perahu karet dan pelampung," tuturnya.

Sedangkan titik longsor terjadi di Kecamatan Panti dan Silo, namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut karena longsoran hanya memutus akses jalan selama beberapa jam saja.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016