Blitar (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, segera koordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) terkait dengan keputusan impor jagung serta pendistribusian yang dilewatkan Bulog untuk stok jagung.
     
"Kami sudah terima informasi terkait impor jagung, dan sekarang tinggal bersabar sambil menunggu koordinasi dengan Bulog. Kami secepatnya akan memberikan kabar baik," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar Palal Ali Santoso di Blitar, Senin.
     
Ia berharap, para petani di Kabupaten Blitar bisa menunggu dan ikut menciptakan kondusifitas di kabupaten ini, sehingga tidak terjadi kepanikan. Pemerintah akan berupaya keras, agar stok jagung bisa kembali lancar.  
     
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Blitar Eko Priyo Utomo menegaskan sebenarnya secara lokal produksi jagung di kabupaten ini mencukupi. Pada 2015, luas tanaman jagung sampai 56 ribu hektare dengan produksi 6-7 ton per hektare.
     
"Sebenarnya di kabupaten, kebutuhan mendekati cukup. Hanya persolannya, kami tidak tahu dijual di mana," kata Eko. 
     
Ia mengatakan, tanaman jagung merupakan salah satu tanaman andalan di kabupaten ini, dimana hal itu dilihat dari luas tanaman yang mencapai 56 ribu hektare saat musim tanam lalu.
     
Dengan kondisi jagung yang langka saat ini, ia mengaku secara produksi tidak ada masalah, namun dimungkinkan yang menjadi permasalahan adalah secara penjualan. 
     
Sebelumnya, ratusan peternak asal Kabupaten Blitar mendatangi kantor pemkab meminta pemerintah memberikan jalan keluar terkait dengan kelangkaan jagung. Komoditas ini merupakan makanan utama untuk unggas, terutama ayam.
     
Kabupaten Blitar merupakan sentra unggas atau ayam petelur. Hasil produksinya, dikirim ke berbagai daerah baik di Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa. Namun, saat ini, produksi telur terganggu, sebab jagung sulit didapat dan harganya sangat mahal mencapai Rp7.000 per kilogram. Padahal biasanya harganya berkisar Rp3.500 per kilogram sampai Rp4.000 per kilogram. 
     
Pemerintah juga berencana untuk mengimpor jagung sebanyak 2,4 juta ton untuk kebutuhan pakan ternak pada 2016. Impor itu akan direalisasikan secara bertahap sebanyak 200 ribu ton setiap bulan. Impor tahun depan hanya mencapai 30 persen dari total kebutuhan jagung nasional yang mencapai 8,6 juta ton per tahun atau sekitar 665 ribu ton per bulan.
     
Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Panggah Susanto menyatakan, nantinya jagung yang umumnya didatangkan dari India, Brasil, Thailand, dan Amerika Serikat (AS) tersebut akan dijadikan sebagai cadangan stok di gudang Perum Bulog. Jagung impor tersebut hanya akan digunakan untuk pakan ternak. Bulog sudah mendapat amanat untuk mengimpor 600 ribu ton jagung pada kuartal I-2016. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016