Jember (Antara Jatim) - Pihak Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan (Disperikel) Kabupaten Jember, Jawa Timur, mencatat potensi perikanan tangkap di kabupaten setempat baru tergarap sekitar 22,5 persen.

"Banyak faktor yang menyebabkan perikanan tangkap di Jember belum maksimal di antaranya terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki nelayan, serta infrastruktur yang ada," kata Kasi Perikanan Tangkap Disperikel Jember, Andi Prasetyo di Jember, Jumat.

Kabupaten Jember memiliki luas wilayah 3.293,34 kilometer persegi yang terbagi menjadi 31 kecamatan dan lima di antaraya memiliki wilayah pesisir yakni Kecamatan Ambulu, Puger, Gumukmas, Kencong, dan Tempurejo.

"Potensi produk lestari sebanyak 40.000 ton per tahun yang terdiri dari ikan pelagis sebanyak 36.230 ton per tahun dan ikan demersal 3.770 ton per tahun," tuturnya.

Menurut dia, kerusakan terumbu karang juga menjadi salah satu penyebab berkurangnya jumlah ikan di perairan laut Samudera Indonesia karena beberapa tahun lalu yakni tahun 1999-2000, nelayan menangkap ikan dengan menggunakan bom ikan secara besar-besaran.

"Zona tangkap ikan di perairan pantai selatan Jawa sudah masuk zona merah muda, sehingga populasi ikan juga menurun akibat rusaknya ekosistem laut yang berdampak pada sedikitnya ikan hasil tangkapan nelayan," paparnya.

Selain itu, sebelum ada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1 dan 2 Tahun 2015, banyak kapal asing yang menjarah ikan di perairan Indonesia dan nelayan melakukan penangkapan ikan hingga bibit ikan ikut terjaring.

"Sebenarnya peluang pengembangan perikanan tangkap di Jember masih cukup besar, namun perlu kerja sama semua pihak baik pemerintah maupun nelayan untuk ikut menjaga ekosistem laut," katanya.

Data yang dimiliki Disperikel mencatat armada kapal penangkap ikan di Jember pada tahun 2015 sebanyak 98 unit perahu tanpa motor, 1.465 unit perahu bermesin (<5 gross tonnage atau GT), 268 unit perahu sedang (10-20 GT), dan 293 unit perahu besar (20-30 GT).

"Jenis alat tangkap nelayan yang kami data selama 2015 yakni gillnet sebanyak 565 unit, rawai dasar 1.081 unit, trammel net 2.248 unit, payang 426 unit, sel net 925 unit, dan lain-lain sebanyak 408 unit," ujarnya.

Sementara legislator DPRD Jember, Anang Murwanto menilai Pemkab Jember belum melakukan optimalisasi potensi perikanan dan kelautan karena tempat pelelangan ikan Puger belum bisa dimasuki kapal besar.

"Seharusnya potensi perikanan dan kelautan bisa dikelola dengan baik, sehingga para nelayan bisa lebih sejahtera," ucap Wakil Ketua Komisi C DPRD Jember itu.*

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016