Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 11 orang petinggi aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dipulangkan ke daerah asalnya setelah dilakukan pemeriksaan dan dimintai keterangan oleh aparat di lokasi penampungan sementara di Asrama Transito milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Mereka dipulangkan ke daerahnya masing-masing, tapi tidak bersamaan dengan warga lainnya," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf kepada wartawan di Surabaya, Kamis.
Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, kepulangan petinggi Gafatar yang berasal dari tiga provinsi itu dengan pengawalan ketat kepolisian.
"Dari 11 orang, lima orang di antaranya asli Jawa Timur, sedangkan enam orang lainnya adalah warga Yogyakarta dan Jawa Tengah," ucap Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Mereka, kata dia, terpaksa harus pulang di hari terakhir karena polisi perlu mendalami, sekaligus mengambil sidik jari dan keterangan tambahan.
Kepada pemerintah daerah, orang nomor dua di Pemprov Jatim itu berharap ada perhatian khusus terhadap mereka dan lingkungan menerimanya kembali sebagaimana masyarakat pada umumnya.
Sementara itu, berdasarkan data Polrestabes Surabaya, pada Rabu (27/1) mulai pukul 08.00-23.30 WIB berlangsung pemulangan mantan pengikut Gafatar, dengan rincian enam orang asal Kecamatan Tenggilis, enam orang asal Semampir, sembilan orang asal Genteng, dan lima orang asal Tegalsari.
Kemudian, tiga orang asal Sawahan, 19 orang asal Tambaksari, 13 orang asal Jombang, tiga orang asal Trenggalek, lima orang asal Gresik dan lima orang asal Yogyakarta.
"Jumlah yang ditampung sebanyak 730 orang dan yang sudah dipulangkan 677 orang sehingga tersisa 76 orang dengan rincian 23 orang asal Surabaya dan 53 orang lainnya dari luar kota," kata Kasubag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Lily Djafar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Mereka dipulangkan ke daerahnya masing-masing, tapi tidak bersamaan dengan warga lainnya," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf kepada wartawan di Surabaya, Kamis.
Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, kepulangan petinggi Gafatar yang berasal dari tiga provinsi itu dengan pengawalan ketat kepolisian.
"Dari 11 orang, lima orang di antaranya asli Jawa Timur, sedangkan enam orang lainnya adalah warga Yogyakarta dan Jawa Tengah," ucap Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Mereka, kata dia, terpaksa harus pulang di hari terakhir karena polisi perlu mendalami, sekaligus mengambil sidik jari dan keterangan tambahan.
Kepada pemerintah daerah, orang nomor dua di Pemprov Jatim itu berharap ada perhatian khusus terhadap mereka dan lingkungan menerimanya kembali sebagaimana masyarakat pada umumnya.
Sementara itu, berdasarkan data Polrestabes Surabaya, pada Rabu (27/1) mulai pukul 08.00-23.30 WIB berlangsung pemulangan mantan pengikut Gafatar, dengan rincian enam orang asal Kecamatan Tenggilis, enam orang asal Semampir, sembilan orang asal Genteng, dan lima orang asal Tegalsari.
Kemudian, tiga orang asal Sawahan, 19 orang asal Tambaksari, 13 orang asal Jombang, tiga orang asal Trenggalek, lima orang asal Gresik dan lima orang asal Yogyakarta.
"Jumlah yang ditampung sebanyak 730 orang dan yang sudah dipulangkan 677 orang sehingga tersisa 76 orang dengan rincian 23 orang asal Surabaya dan 53 orang lainnya dari luar kota," kata Kasubag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Lily Djafar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016