Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 13 orang mantan anggota aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) "tersesat" di Jawa Timur saat program pemulangan dari Mempawah, Kalimantan Barat, sejak akhir pekan lalu.

"Ada 13 orang dari beberapa daerah yang sekarang sedang didata kembali untuk selanjutnya dipulangkan ke daerah asalnya," ujar Kepala Bidang Kewaspadaan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur Eddy Supriyanto kepada wartawan di Surabaya, Selasa.

Ia merinci, 13 orang tersebut masing-masing empat orang dari Wonogiri Jawa Tengah, tiga orang dari Magelang Jawa Tengah, lima orang dari Sleman Yogyakarta dan seorang dari Kubu Raya Kalimantan Barat.

Mayoritas dari ke-13 orang itu, kata dia, tidak memiliki kartu identitas karena hilang dan sebagian lagi terbakar saat pengusiran oleh warga di permukiman Gafatar di Kalimantan Barat lalu sehingga ikut bersama rekannya dari Jatim.

"Ada juga yang menikah dengan orang Jatim sehingga ikut pasangannya. Terlebih di daerah asalnya sudah tak memiliki tempat tinggal," ucapnya.

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta dan menyatakan akan menjemput nama-nama yang bersangkutan ke kampungnya masing-masing.

"Kalau tidak hari ini, ya Rabu akan dijemput. Tapi untuk Pemerintah Kalimantan Barat tadi bingung kok ada warganya ikut ke Jatim," katanya.

Sementara itu, hingga hari keempat kedatangan para mantan anggota Gafatar di Asrama Transito milik Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan di Jalan Margorejo Surabaya, sudah sekitar 60 persennya dipulangkan ke kampung halaman.

"Sebenarnya hari ini dipulangkan semua, tapi waktunya belum cukup sehingga kemungkinan besok atau paling lambat lusa sudah 100 persen kembali," kata Asisten 3 Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur M. Shofwan.

Berdasarkan data hingga pukul 14.00 WIB hari ini, dari 730 orang yang masuk asrama, sebanyak 436 orang di antaranya telah dijemput oleh pemerintah kabupaten/kota masing-masing, sedangkan sisanya 294 orang masih tahap persiapan pulang.

"Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota yang warganya terdapat di asrama, termasuk teknis penjemputan dengan menggunakan bus diserta pengawalan aparat," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016