Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengusulkan mantan anggota aliran
Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mendaftar untuk ikut program
transmigrasi sekaligus menyukseskan program pemerintah pusat.
"Kalau mereka mau ikut transmigrasi, nanti akan difasilitasi pemerintah," ujar Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf di sela meninjau lokasi penampungan sementara mantan anggota Gafatar di Asrama Transito, Jalan Margorejo Surabaya, Senin.
Menurut dia, transmigrasi dinilai menjadi salah satu solusi tepat karena hampir sebagian besar dari mereka sudah tak memiliki tempat tinggal karena dijual saat memutuskan berangkat ke Kalimantan Barat.
Pihaknya berjanji akan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk membahas persoalan ini dengan harapan bisa menjadi prioritas.
"Tapi itu nanti setelah semua tugas di penampungan sementara selesai. Sekarang kami fokus kepulangan sekaligus pembinaan terhadap mereka," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Mantan Ketua Umum GP Ansor itu juga memastikan bahwa mantan anggota Gafatar akan kembali ke daerah asalnya dan menjalani hidup normal bersama keluarga maupun lingkungan tempat tinggalnya.
Pemprov Jatim, lanjut dia, memiliki target 3-4 hari terhitung sejak kedatangan pada hari Sabtu (23/1) sehingga diharapkan paling lambat Selasa (26/1) semuanya bisa dipulangkan ke daerah asalnya.
"Pemerintah akan berupaya memberikan pemahaman kepada lingkungan agar mereka tidak dikucilkan dan diterima kembali. Kepala daerah harus memberikan jaminan serta solusi bagi masa depan mereka," katanya.
Salah satu solusinya antara lain dengan pembekalan keterampilan hingga menggarap tanah produktif, kemudian menawarkan kembali kepada mereka untuk bertransmigrasi sesuai prosedur berlaku.
Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Jatim Sukardo berharap kepada kepala daerah untuk menjemput mantan anggota Gafatar yang saat ini masih menginap di Asrama Transito, terlebih dengan kapasitas sangat terbatas.
Terkait program transmigrasi, kata dia, Jatim sendiri ditargetkan tahun ini memberangkatkan 580 kepala keluarga atau sekitar 2.500 jiwa di tanah transmigrasi, sedangkan pada 2015 sudah terdaftar 480 kepala keluarga atau 2.000 jiwa lebih.
"Prosedurnya, pertama didata oleh Disnaker daerah masing-masing, kemudian dicek kelayakan, minat dan pelatihan di Surabaya selama dua minggu," katanya.
Di lokasi sama, Penjabat Wali Kota Surabaya Nurwiyatno mengaku siap mengembalikan 208 orang yang terdata ke rumah dan lingkungannya masing-masing setelah melakukan koordinasi dengan pihak terkait. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Kalau mereka mau ikut transmigrasi, nanti akan difasilitasi pemerintah," ujar Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf di sela meninjau lokasi penampungan sementara mantan anggota Gafatar di Asrama Transito, Jalan Margorejo Surabaya, Senin.
Menurut dia, transmigrasi dinilai menjadi salah satu solusi tepat karena hampir sebagian besar dari mereka sudah tak memiliki tempat tinggal karena dijual saat memutuskan berangkat ke Kalimantan Barat.
Pihaknya berjanji akan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk membahas persoalan ini dengan harapan bisa menjadi prioritas.
"Tapi itu nanti setelah semua tugas di penampungan sementara selesai. Sekarang kami fokus kepulangan sekaligus pembinaan terhadap mereka," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Mantan Ketua Umum GP Ansor itu juga memastikan bahwa mantan anggota Gafatar akan kembali ke daerah asalnya dan menjalani hidup normal bersama keluarga maupun lingkungan tempat tinggalnya.
Pemprov Jatim, lanjut dia, memiliki target 3-4 hari terhitung sejak kedatangan pada hari Sabtu (23/1) sehingga diharapkan paling lambat Selasa (26/1) semuanya bisa dipulangkan ke daerah asalnya.
"Pemerintah akan berupaya memberikan pemahaman kepada lingkungan agar mereka tidak dikucilkan dan diterima kembali. Kepala daerah harus memberikan jaminan serta solusi bagi masa depan mereka," katanya.
Salah satu solusinya antara lain dengan pembekalan keterampilan hingga menggarap tanah produktif, kemudian menawarkan kembali kepada mereka untuk bertransmigrasi sesuai prosedur berlaku.
Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Jatim Sukardo berharap kepada kepala daerah untuk menjemput mantan anggota Gafatar yang saat ini masih menginap di Asrama Transito, terlebih dengan kapasitas sangat terbatas.
Terkait program transmigrasi, kata dia, Jatim sendiri ditargetkan tahun ini memberangkatkan 580 kepala keluarga atau sekitar 2.500 jiwa di tanah transmigrasi, sedangkan pada 2015 sudah terdaftar 480 kepala keluarga atau 2.000 jiwa lebih.
"Prosedurnya, pertama didata oleh Disnaker daerah masing-masing, kemudian dicek kelayakan, minat dan pelatihan di Surabaya selama dua minggu," katanya.
Di lokasi sama, Penjabat Wali Kota Surabaya Nurwiyatno mengaku siap mengembalikan 208 orang yang terdata ke rumah dan lingkungannya masing-masing setelah melakukan koordinasi dengan pihak terkait. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016