Trenggalek (Antara Jatim) - Keluarga eks-Gafatar asal Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur berharap mendapat bantuan permodalan dari pemerintah daerah setempat, untuk memulai usaha baru karena harta bendanya sudah ludes terbakar bersama hancurnya pemukiman mereka di Mempawah, Kalimantan Barat.
"Yang kami butuhkan saat ini adalah bantuan permodalan. Karena saat pulang ke sini (Trenggalek), kami sudah tidak punya apa-apa. Seluruh harta benda hangus bersamaan terbakarnya pemukiman kami di Mempawah," tutur Kasiyanto (41) kepada wartawan di Trenggalek, Senin.
Ia berharap, dengan bantuan modal dari pemerintah daerah, dirinya bisa merintis usaha lagi dari nol.
Kasiyanto mengaku sempat pesimistis bisa dengan mudah diterima kembali di lingkungan sosial tempat asal istrinya, Katirah (40) di Desa Senden, Kecamatan Kampak.
Namun dengan modal jaminan keamanan serta dukungan pemerintah daerah untuk mendapatkan hak-hak sosial, Kasiyanto berjanji akan memulai kembali hidup normal meninggalkan masa lalu bersama kelompok Gafatar.
"Tidak tahu mau usaha apa, mungkin akan mencoba lagi peruntungan usaha seperti dulu jualan bebek goreng seperti sebelum pergi ke Kalimantan bersama teman-teman eks-Gafatar yang lain," ujarnya.
Permintaan bantuan modal usaha itu pula yang sempat disampaikan secara terbuka oleh Kasiyanto dan istri saat digelarnya dialog tertutup bersama perwakilan forum pimpinan daerah setempat yang dipimpin oleh Sekda Trenggalek, Ali Mustofa.
Namun permintaan itu tidak segera dipenuhi oleh sekda, dengan alasan masih melihat dulu perkembangan adaptasi sosial Kasiyanto dan keluarga, terutama menyangkut komitmennya untuk benar-benar meninggalkan ajaran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
"Prinsipnya kami sanggupi, meskipun mungkin tidak seberapa. Namun untuk ke tahap itu tentu ada prosedur-prosedurnya termasuk jenis usaha apa yang mau dilakukan. Selanjutnya, proses pengajuan bisa dilakukan melalui pemerintah desa dan persetujuan kecamatan," terang Ali.
Selain dari pemkab, bantuan permodalan rencananya juga diberikan MUI Trenggalek melalui badan amil zakat yang dikelola Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Trenggalek.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Kemenag Trenggalek, dan Insya Allah akan ada bantuan sekedarnya untuk membantu saudara-saudara kita eks-Gafatar ini agar bisa hidup mandiri," kata Ketua MUI Trenggalek, Muhammad Yusak. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Yang kami butuhkan saat ini adalah bantuan permodalan. Karena saat pulang ke sini (Trenggalek), kami sudah tidak punya apa-apa. Seluruh harta benda hangus bersamaan terbakarnya pemukiman kami di Mempawah," tutur Kasiyanto (41) kepada wartawan di Trenggalek, Senin.
Ia berharap, dengan bantuan modal dari pemerintah daerah, dirinya bisa merintis usaha lagi dari nol.
Kasiyanto mengaku sempat pesimistis bisa dengan mudah diterima kembali di lingkungan sosial tempat asal istrinya, Katirah (40) di Desa Senden, Kecamatan Kampak.
Namun dengan modal jaminan keamanan serta dukungan pemerintah daerah untuk mendapatkan hak-hak sosial, Kasiyanto berjanji akan memulai kembali hidup normal meninggalkan masa lalu bersama kelompok Gafatar.
"Tidak tahu mau usaha apa, mungkin akan mencoba lagi peruntungan usaha seperti dulu jualan bebek goreng seperti sebelum pergi ke Kalimantan bersama teman-teman eks-Gafatar yang lain," ujarnya.
Permintaan bantuan modal usaha itu pula yang sempat disampaikan secara terbuka oleh Kasiyanto dan istri saat digelarnya dialog tertutup bersama perwakilan forum pimpinan daerah setempat yang dipimpin oleh Sekda Trenggalek, Ali Mustofa.
Namun permintaan itu tidak segera dipenuhi oleh sekda, dengan alasan masih melihat dulu perkembangan adaptasi sosial Kasiyanto dan keluarga, terutama menyangkut komitmennya untuk benar-benar meninggalkan ajaran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
"Prinsipnya kami sanggupi, meskipun mungkin tidak seberapa. Namun untuk ke tahap itu tentu ada prosedur-prosedurnya termasuk jenis usaha apa yang mau dilakukan. Selanjutnya, proses pengajuan bisa dilakukan melalui pemerintah desa dan persetujuan kecamatan," terang Ali.
Selain dari pemkab, bantuan permodalan rencananya juga diberikan MUI Trenggalek melalui badan amil zakat yang dikelola Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Trenggalek.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Kemenag Trenggalek, dan Insya Allah akan ada bantuan sekedarnya untuk membantu saudara-saudara kita eks-Gafatar ini agar bisa hidup mandiri," kata Ketua MUI Trenggalek, Muhammad Yusak. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016