Surabaya (Antara Jatim) - Mahasiswa dari 18 negara di dunia mempelajari budaya Indonesia dalam kegiatan Community and Technological (CommTECH) Camp Insight 2016 di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

"Ada 38 peserta dari 18 negara, yaitu Jepang, Amerika Serikat, Rusia, Taiwan, China, Laos, Kamboja, Pakistan, Maroko, Bulgaria, Thailand, Irak, Malaysia, Bangladesh, Filipina, Vietnam, Kamerun, dan Spanyol," kata Rektor ITS, Prof Joni Hermana di Surabaya, Senin.

CommTECH yang sudah kali keenam ini, lanjutnya menjadi ajang pengenalan budaya Indonesia kepada peserta, terbukti dengan beberapa program seperti belajar alat musik angklung, gamelan, tari Saman, dan kegiatan membatik yang melalui teknik komputerisasi.

"Hasil dari pembelajaran budaya tersebut rencananya juga ditampilkan pada jamuan makan malam di rumah Wali Kota Surabaya. Di rumah Wali Kota akan datang juga beberapa undangan dari Prancis dan Amerika yang akan menampilkan tarian Saman," jelasnya.

Ia mengatakan acara yang mengangkat tema "Solving Local Problems with Global Knowledge" ini berlangsung selama sembilan hari, sebagai upaya ITS Surabaya menjadi sebuah universitas riset bertaraf internasional.

"Hari pertama ini diawali dengan pembukaan dan perkenalan untuk seluruh peserta yang rata-rata baru tiba di Indonesia sehari sebelumnya. Kami berharap para peserta bisa menemukan berbagai pengalaman baru dalam kegiatan CommTECH," ujarnya.

Ketua panitia CommTECH Camp Insight 2016, Galura Wirautama menjelaskan pada hari pertama ini, para peserta juga akan langsung diajak menikmati city tour Surabaya, dengan tujuan kunjungan bersejarah yaitu Siola, monumen Tugu Pahlawan, House of Sampoerna, dan Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya.

"Malam harinya, ada sosialisasi antar peserta supaya lebih mengenal satu dengan yang lainnya. Tak hanya itu, peserta nantinya juga akan menampilkan presentasi masing-masing negara pada jamuan makan malam," tutur Galuh, sapaan akrabnya.

Galuh menjelaskan bahwa inti acara dari Commtech yaitu kuliah singkat. Peserta akan mengikuti tiga kuliah yaitu tentang sanitasi berbasis masyarakat di daerah-daerah pedesaan maupun kota , perkembangan sustainable di negara berkembang, munculnya penggunaan IT di Surabaya, dan masih banyak lagi.

Guna mendalami kuliah singkat, lanjutnya peserta akan mengunjungi beberapa desa di Surabaya seperti kampung tempe, kampung kue, kampung recycle, dan kampung kerupuk. Selain itu, peserta juga mengunjungi beberapa kampung yang menjadi pusat Green and Clean di Surabaya seperti kampung Jambangan dan kampung Genteng.

"Peserta juga akan diajak mengunjungi pusat pemerintahan di Surabaya untuk mempelajari mekanisasi sistem informasi di Surabaya, seperti e-government, e-KTP, dan lain sebagainya," terang mahasiswa jurusan Teknik Sistem Kelautan 2014 tersebut.

Sementara itu, Ketua ITS International Office, Dr Maria Anityasari mengungkapkan para peserta juga tidak hanya berkunjung ke beberapa tempat di Surabaya, namun mereka akan diajak melihat proses biogas di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan.

"Mereka nantinya akan di bawa ke Pasuruan untuk berkunjung dan melakukan observasi di desa biogas. Mereka akan diajarkan tentang pembangunan ekonomi lokal melalui penghematan biogas," tandasnya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016