Blitar (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, menyediakan tempat penampungan sementara untuk mantan pengikut kelompok masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang ditempatkan di balai latihan kerja (BLK) kabupaten setempat.
     
"Mereka akan kami tempatkan di BLK sekitar dua hari. Kami juga akan mendatangkan keluarga untuk membawa mereka," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Blitar Puguh Imam Susanto saat dikonfirmasi, Sabtu.
     
Ia mengatakan, Pemkab Blitar saat ini masih menunggu instruksi dari Gubernur Jatim terkait dengan penjemputan mantan pengikut Gafatar tersebut. Setelah ada instruksi pasti, nantinya pemda langsung menjemput dan membawa mereka ke Kabupaten Blitar.
     
Di lokasi itu, kata dia, cukup representatif digunakan sebagai tempat tinggal. Untuk keperluan konsumsi, pemda akan memfasilitasinya dengan dibuatkan dapur umum.
     
Selain tinggal, untuk sementara mereka pun juga akan dikawal oleh petugas, dengan harapan mereka merasa lebih nyaman lagi. Pemda juga akan kembali mendata warga mantan Gafatar yang dipulangkan itu. 
     
Sesuai dengan informasi awal, ada sebanyak 29 warga Kabupaten Blitar yang ikut ke Kalimantan diduga bergabung dengan kelompok masyarakat Gafatar. Namun, untuk warga yang ikut pulang, ia mengaku masih menunggu kepastian data dari pemerintah provinsi.
     
Ia pun mengaku, pemda sudah menyiapkan armada berupa satu bus untuk menjemput mantan pengikut Gafatar tersebut. Proses penjemputan akan dilakukan oleh Bakesbang Kabupaten Blitar dengan dibantu dari kepolisian setempat untuk memperlancar perjalanan.
     
Puguh juga mengaku, pemerintah sampai saat ini terus koordinasi dengan kepala kecamatan maupun perangkat desa untuk mengajak komunikasi warga di tempat tersebut tentang kepulangan warga mantan pengikut Gafatar.
     
Dalam komunikasi itu, ditekankan agar warga merangkul dan mau bersama-sama lagi, walaupun mereka pernah berangkat ke Kalimantan dan pernah mengikuti kelompok masyarakat Gafatar.
     
"Kami terus sosialisasi ke warga ataupun masyarakat agar mau merangkul kembali," ujarnya.
     
Sebelumnya, sebuah permukiman yang disebut didiami oleh warga mantan pengikut Gafatar di Desa Moton, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat dibakar massa pada Selasa (19/1) petang sekitar pukul 15.20 waktu setempat. Kampung itu dihuni ratusan orang dari berbagai daerah di Indonesia. Di daerah itu, pengikut Gafatar diketahui disediakan memiliki lahan sekitar 5.000 hektare yang akan dikelola anggotanya sebagai lahan pertanian. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016