Madiun (Antara Jatim) - Komandan Kodim 0803/Madiun Letkol Inf Rahcman Fikri melibatkan tokoh agama terlebih para ulama untuk membasmi dan mencegah ajaran radikal masuk ke masyarakat di wilayah Madiun yang dapat merusak keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
     
Menurut Rachman Fikri, saat ini marak mencuat ke publik ajaran dan paham radikal yang meresahkan masyarakat dan patut diwaspadai. Tidak hanya organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang menjadi sorotan akhir-akhir ini, namun juga ISIS.
     
"Kami sengaja menggandeng para tokoh agama, kiai, dan ulama untuk memberikan pencerahan, karena mereka memang bisa memberikan pengetahuan agama yang baik dan benar kepada masyarakat. Sehingga bisa mencegah dan menangkal adanya paham radikal seperti Gafatar dan ISIS," ujar Rachman Fikri kepada wartawan seusai berkunjung ke pondok pesantren di kawasan Kare, Kabupaten Madiun, Jumat.
     
Menurut dia, bahaya penyebaran paham Gafatar dan ISIS bisa ditangkal dengan adanya iman yang kuat dari warga sendiri. Karena itu, ia mengimbau para alim ulama dan kiai di seluruh Madiun lebih gencar lagi dalam memberikan ajaran Islam yang baik dan benar sesuai tuntunan Allah SWT.
     
Ajaran Gafatar perlu diwaspadai karena adan beberapa hal yang melenceng dari Islam. Di antaranya adalah tidak diwajibkannya melaksanakan shalat lima waktu dan tidak perlu melaksanakan ibadah haji.
     
"Ajaran yang melenceng dari agama Islam tentunya bisa langsung ditangkis dengan pengetahuan agama yang benar," kata dia.
     
Ia menambahkan, keterlibatan para ulama dalam mencegah penyebaran paham radikal merupakan salah satu cara preventif yang sangat penting. Sebab, hal itu yang harus dilakukan selama organisasi bersangkutan tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum.
    
"Pantauan intelijen kami, organisasi Gafatar masih belum melakukan hal-hal yang ekstrem. Meski demikian tetap harus diwaspadai. Jadi selama ormas tersebut tidak mengangakat senjata, kami hanya bisa melakukan pencegahan," jelasnya.
     
Data Bakesbangpoldagri Kabupaten Madiun mencatat, terdapat sebanyak 11 orang warga kabupaten setempat yang diduga menjadi anggota organisasi Gafatar. Keberadaan ke-11 orang tersebut saat ini tidak diketahui dan dimumgkinkan bergabung dengan anggota sesamanya di suatu tempat di luar Jawa.
     
Berdasarkan pantauan pemkab setempat, ormas Gafatar masuk ke Kabupaten Madiun pada tahun 2012, saat ini diperkirakan sudah tidak eksis lagi.  (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016