Madiun (Antara Jatim) - Komsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di Madiun dan sekitarnya yang merupakan wilayah PT Pertamina Marketing Operation Region V meningkat signifikan setelah harga  turun sejak tanggal 5 Januari 2016.
     
Area Manager Communications and Relations PT Pertamina Marketing Operation Region V, Heppy Wulansari, di Madiun, Rabu, mengatakan, lonjakan permintaan BBM tertinggi terjadi pada jenis premium dan solar hingga sempat terjadi kekosongan stok di beberapa SPBU di wilayah eks-Keresidenan Madiun.
     
"Sempat terjadi kekosongan, hal itu karena lonjakan permintaan. Kenaikan permintaan atau konsumsi BBM bersubsidi di wilayah Regional V diperkirakan mencapai 17 persen dari sebelumnya. Meski demikian, kami pastikan stok di Pertamina aman," ujar Heppy kepada wartawan.
     
Berdasarkan data, konsumsi rata-rata premium di eks-Keresidenan Madiun sekitar 800 kiloliter per hari, sedangkan solar sekitar 600 kiloliter per hari. 
     
Guna mengantisipasi kekosongan stok di SPBU, pihak Pertamina memaksimalkan penyaluran BBM ke SPBU dengan menambah pasokan. 
     
Untuk wilayah Madiun, Pertamina menambah pasokan premium hingga sebesar 28 persen dan solar sebesar 34 persen. Selain itu, masing-masing SPBU diinstruksikan mempunyai "delivery order" (DO) tambahan.
     
Hingga hari kedua pascaharga BBM turun, PT Pertamina menambah penyaluran premium sekitar 1.026 kiloliter dan solar sebanyak 808 Kiloliter di wilayah Madiun dan sekitarnya. 
     
"Penambahan tersebut diharapkan dapat segera mengembalikan stok SPBU sehingga tidak terjadi kepanikan masyarakat atau "panic buying" karena stok BBM di Pertamina saat ini sangat cukup dan aman," kata dia.
     
Seperti diketahui, pemerintah memutuskan untuk menurunkan harga BBM bersubsidi, yakni premium dan solar per tanggal 5 Januari. Dimana, harga solar turun dari Rp6.700 menjadi Rp5.650 per liter. 
     
Untuk harga premium wilayah non-Jamali (Jawa, Madura, dan Bali) turun dari Rp7.300 menjadi Rp6.950, sedangkan harga premium untuk Jamali turun dari Rp7.400 menjadi Rp7.050.
     
Sedangkan rencana pemerintah akan menerapkan pungutan dana ketahanan energi (DKE) sebesar Rp200-Rp300 per liter, untuk sementara ditunda dulu setelah harga BBM diputuskan turun. (*)
     
  
      


Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016