Probolinggo (Antara Jatim) - Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo mencatat hujan abu vulkanis tipis mengguyur sejumlah desa di Kecamatan Sukapura dengan jarak mencapai 17 kilometer dari bibir kawah Bromo.

"Kami mendapat laporan hujan abu vulkanis Gunung Bromo turun di tujuh desa di Kecamatan Sukapura karena arah angin dan petugas masih melakukan pengecekan ke lokasi setempat," kata Kepala BPBD Probolinggo Dwi Djoko di Probolinggo, Selasa.

Menurutnya, pihak BPBD belum membagikan masker kepada warga yang berada di sejumlah desa terdampak abu vulkanis gunung yang memiliki 2.329 meter dari permukaan laut tersebut.

"Kami memiliki stok masker sebanyak 134 ribu masker di gudang BPBD Probolinggo, namun belum dibagikan karena hujan abu vulkanis masih sangat tipis dan arah angin yang sering berubah-ubah," tuturnya.

Saat ini, lanjut dia, guyuran abu vulkanis berdasarkan arah angin dan kecepatan angin, sehingga sifatnya masih bisa berubah dan tidak menetap ke arah timur atau Probolinggo.

"Sejauh ini kami juga belum mendapat laporan terkait dengan aktivitas masyarakat yang terganggu akibat guyuran abu vulkanis Bromo, namun dalam waktu dekat akan kami bagikan masker kepada warga yang terdampak debu vulkanis Bromo itu," katanya.

Data di BPBD Probolinggo tercatat 19 desa di tiga kecamatan yang terdampak erupsi Gunung Bromo yakni 11 desa di Kecamatan Sukapura, lima desa di Kecamatan Sumber, dan tiga desa di Kecamatan Lumbang. 

Sementara data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM mencatat gempa tremor vulkanis Gunung Bromo terus menerus dengan amplitudo dominan 6 milimater, cuaca terang, angin tenang, Gunung Bromo terlihat jelas.

Asap yang keluar dari kawah berwarna kelabu hingga kecoklatan dengan tekanan sedang hingga kuat yang tingginya berkisar 200-300 meter dari puncak dan tertiup ke arah barat-barat daya.

Kesimpulanya, aktivitas vulkanis belum stabil dan status gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Malang, dan Pasuruan itu masih tetap siaga.

Sebelumnya, Kepala PVMBG Pos Pengamatan Gunung Bromo, Ahmad Subhan, mengatakan sebaran abu vulkanis dipengaruhi dengan arah angin dan kecepatan angin.

Dengan status siaga Bromo, sesuai dengan rekomendasi PVMBG maka kawasan steril dari aktivitas warga dan wisatawan dalam radius 2,5 kilometer dari bibir kawah.

"Kami imbau masyarakat dan wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 2,5 kilometer karena dikhawatirkan kandungan belerang yang pekat akan mengganggu pernapasan dan dikhawatirkan akan terjadi letusan kecil secara tiba tiba dari dalam kawah," katanya. (*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015