Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menambah empat puskesmas tingkat kecamatan yang memiliki layanan komprehensif bersama (LKB) demi mendeteksi dini potensi tersebarnya virus HIV/AIDS di berbagai pelosok wilayah tersebut.
    
"Empat puskesmas dengan status LKB ini melengkapi delapan puskesmas terdahulu yang telah memiliki fasilitas VCT atau program pelayanan konseling dan testing HIV/AIDS," kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Dinkes Trenggalek, Didik Eka di Tulungagung, Jumat.
    
Empat puskesmas yang memiliki LKB tersebut masing-masing adalah puskesmas Sendang, Kauman, Tulungagung, serta Gondang.
    
Selain mendapat fasilitas pendukung perlengkapan VCT, tenaga medis mulai dokter hingga perawat atau paramedis juga diberi pembekalan keahlian khusus dalam mendeteksi gejala awal HIV/AIDS pada pasien yang melakukan rawat jalan ataupun rawat inap.
    
Delapan puskesmas yang lebih dulu memiliki kapasitas sebagai puskesmas LKB adalah Puskesmas Ngunut, Ngantru, Kalidawir, Campurdarat, Simo, Pagerwojo, Sumbergempol, serta Bandung.
    
"Selain layanan VCT, puskesmas yang telah ditetapkan sebagai puskesmas LKB juga memiliki kapasitas untuk melakukan penanganan medis lanjutan terhadap pasien umum yang diduga terjangkit HIV atau AIDS. Mereka bahkan sudah memiliki laboratorium untuk melakukan pengujian sampel darah pasien secara menyeluruh," terangnya.
 
Dikatakan Didik, persebaran kasus HIV/AIDS di Tulungagung saat ini cenderung merata. Hampir semua kecamatan teridentifikasi warga yang terinfeksi virus mematikan yang belum ditemukan obatnya tersebut.

Dari 19 kecamatan yang ada di Tulungagung, dominasi persebaran kasus HIV/AIDS paling banyak di Kecamatan Kedungwaru, Ngunut, Tulungagung, serta Ngantru.

"Tingginya kasus HIV/AIDS ini menempatkan Tulungagung dalam urutan lima besar tertinggi di Jatim. Mayoritas kasusnya, 95 karena hubungan seks bebas,"  kata Pengelola Program Komisi Penanggulangan Aids Tulungagung, Ifada.

Selain faktor banyaknya tempat hiburan dan kafe remang-remang, lanjut dia, tingginya angka buruh migrant ataupun urban dari daerah tersebut mendorong perilaku seks bebas juga meningkat tajam.

Hingga menjelang akhir November ini, total kasus HIV/AIDS yang ditemukan sejak periode 2006, ditandai berdirinya KPA Tulungagung tercatat sebanyak 1.244 kasus.

Dari jumlah itu, kata Ifada maupun Didik, 306 OHDA (orang dengan HIVAIDS) di antaranya meninggal dunia karena kondisi penyakit yang sudah memasuki stadium parah.

Sementara untuk temuan kasus baru selama kurun 2015, terhitung mulai 1 Januari hingga akhir pertengahan November ini tercatat sebanyak 231 kasus, masih di bawah temuan kasus selama periode 2014 yang saat itu mencapai 272 kasus. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015